Itulah yang saya lakukan agar murid paham pentingnya memiliki karakter. Jika ingin pandai saja, murid bisa belajar dari berbagai sumber. Namun, karakter itulah yang perlu penekanan dan pembiasaan agar kelak dapat dikenang. Selama 120 menit lamanya murid tersebut menyelesaikan semua tagihan kompetensi dasar yang belum diselesaikan di perpustakaan. Sehingga guru hanya memberikan kesempatan terakhir dan tidak ada toleransi lain.
     Di sinilah ketegasan yang guru berikan. Memang kesabaran dan ketelatenan untuk pendekatan terasa begitu kurang berdampak. Ketegasan dan penuh tekanan memang sesekali perlu diberikan sebagai upaya terakhir apabila metode yang lain tak bisa memberikan hasil. Saya bersyukur metode itu berdampak dan semua rekapan dari hasil nilai yang saya sampaikan di grup belajar semua terisi.
     Saya tak pernah mutlak harus memandang murid harus sempurna. Tapi saya menekankan bahwa untuk mendapatkan sesuatu perlu kerja keras. Jangan sampai kemurahan guru dianggap murid untuk selalu memberikan kemudahan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Hal itu sebagai beban moral seorang guru yang ingin memberikan kriteria nilai tanpa adanya bukti berupa fakta hasil yang dicapai meskipun guru sudah mengetahui kemampuan murid yang diajarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H