Mendidik dengan Hati: Kunci Kesuksesan dalam Pendidikan
Apa kabar para guru hebat setanah air? Semoga tetap semangat dalam memberikan terbaik untuk anak bangsa. Semakin bertambahnya tahun, semakin bertambah pula tantangan dan karakter murid yang dihadapi oleh guru. Mulai dari merosotnya karakter karena berbagai faktor, pengaruh dari keluarga yang turut mewarnai perilaku murid, sampai dari pemahaman muridnya tentang masa depan. Tantangan tersebut setidaknya menumbuhkan energi bagi guru untuk menyikapi keadaan. Meskipun terkadang rasa sabar tidak ada batasnya namun terkadang naluri manusia biasa juga ada jenuhnya dan merasa putus asa. Bukan karena mengalah pada keadaan tapi jalan yang ditempuh telah menemui kebuntuan. Di sinilah ikhtiar kita diuji untuk tangkas terhadap kondisi. Apa kita lemah atau kuat oleh keadaan?
Permasalahan yang dihadapi murid dapat menjadi sangat bervariasi dan kompleks. Permasalahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan aspek akademis, tapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, emosional, dan psikologis. Hal ini menuntut peran guru dalam memberikan sebuah pendekatan yang tepat agar dapat mengatasi tantangan tersebut. Dengan adanya keragaman dan kompleksitas kebutuhan murid, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan membantu setiap murid mencapai potensi yang dimiliki. Namun, perlu cara yang baik agar semua tantangan itu dapat membuahkan hasil.
Pendidikan merupakan pondasi yang penting dalam membentuk generasi emas masa depan. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada murid, tapi memberikan pendidikan yang berkualitas yang melibatkan pengajaran dan mendidik dengan hati. Berikut pengalaman pribadi hasil dari pengalaman belajar mengikuti kegiatan diklat dan berusaha mengimplikasikan dalam pembelajaran
 Empati
Kadang seseorang senang dipahami tapi tidak berusaha memahami orang lain terutama murid. Untuk bisa memahami murid maka guru juga memiliki empati yang baik. Sebab, mendidik dengan hati dimulai dengan guru memahami dan merasakan pengalaman murid. Guru yang memiliki empati akan mampu melihat dunia dari sudut pandang murid, menjadi pendengar murid saat bercerita, memahami, dan menghargainya. Itulah mengapa terkadang sudut pandang kita dalam menyikapi masalah murid berbeda sebab, masalah itu akan berat jika murid yang hadapi dan akan merasa sederhana karena menurut penilaian kita.
Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung
Sebuah lingkungan belajar yang aman dan mendukung sangat penting bagi murid  guna membantu pertumbuhan dan perkembangan murid. Guru berusaha menciptakan ruang di mana setiap siswa merasa nyaman saat belajar tanpa merasa dideskriminasikan atau dibully dan bahkan dihakimi.
Sebagai pendengar yang baik
Saat kita sebagai guru, mendidik dengan hati yakni berusaha menjadi pendengar setia apa kebutuhan, kekahawatiran, dan aspirasi murid. Hal ini dapat menciptakan ikatan yang kuat antara guru dan murid serta memungkinkan guru dapat memberikan bimbingan yang sesuai. Jikalau bimbingan yang diberikan oleh guru secara tepat maka murid dapat menyelesaikan segala permasalahannya dengan baik sehingga kita sebagai guru jugasebagai tempat yang nyaman saat murid membutuhkan bantuan.
Memberikan dukungan emosional
Murid tidak hanya memerlukan pengajaran mata pelajara di kelas untuk mencapai kemampuan akademik, tapi juga memerlukan dukungan emosional. Guru yang mendidik dengan hati  menyadari pentingnya memberikan dukungan kepada murid saat mengalami kesulitan atau kegagalan. Guru berusaha membantu murid bangkit, belajar dari pengalaman orang lain atau dirinya untuk terus tumbuh dan lebih kuat.
Mendorong kemandiran dan kreativitas
Saat melakukan pembinaan dan membangun komunikasi penting bagi guru untuk mendorong kemandirian dan kreativitas murid. Guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan pemikiran kritis, problem solving atas masalah yang dihadapi, inisiatif, dan ide-ide baru yang dibutuhkan sebagai pembelajar yang baik dan dapat menumbuhkan percaya diri serta motivasi.
Teladan baik
Seperti yang diungkapkan oleh tokoh pendidikan Indonesia Bapak Ki Hajar Dewantara bahwa guru adalah seorang panutan. Sehingga perilaku dan tutur kata guru menjadi sorotan tajam bagi murid. Untuk itu, guru senantiasa berusaha belajar meningkatkan kualitas diri dan menerima setiap masukan dari murid atau orang lain. Hal ini akan berdampak pada guru berkenaan dengan nilai integritas, kerja keras, kerja sama, kejujuran, dan sederet perilaku baik lainnya.
Memahami kebutuhan murid
Setiap murid memiliki keunikan masing-masing sehingga terkadang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Hal ini dapat mendorong guru menyadari dan memahami kebutuhan murid sehingga guru dapat menyesuaikan pengajaran dengan memberikan dukungan tambahan sesuai kebutuhan agar murid dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai harapan meskipun hasil atau produk berbeda.
Itulah pengalaman sederhana yang selama ini saya terapkan dan mengalami perubahan dalam memandang sebuah permasalahan murid. Memang tidaklah mudah tapi setiap perjuangan ada tantangan masing-masing. Untuk itu, melibatkan hati dalam mendidik akan membuat kita untuk terus belajar mengasah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai zamannya. Tak hanya itu, kita bisa melibatkan kedalaman empati, perhatian, komitmen guna mendukung pertumbuhan yang holistik setiap murid. Melalui pendekatan yang tepat kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, membangun hubungan bermakna, dan menginspirasi generasi emas dalam mencapai potensinya, sebab, semua murid adalah istimewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H