Petuah nenek “Kalau mengambil nasi jangan banyak-banyak, jika tidak habis akan dipatok ayam” mengandung pesan ke cucunya mengenai rasa tanggung jawab atas perilaku yang kita lakukan. Kita boleh mengambil nasi lebih dari yang dibutuhkan dan hendaknya dihabiskan. Sebaliknya jika tidak habis maka kita bertanggung jawab terhadap sisa nasi tersebut. Hal ini mengajarkan kepada kita soal kehidupan yang dijalankan hendaknya bertanggung jawab mengenai perilaku dan keputusan yang diambil serta siap menerima konsekuensinya.
Menghormati dan menghargai makanan
Petuah nenek “Kalau mengambil nasi jangan banyak-banyak, jika tidak habis akan dipatok ayam” mengajarkan nilai menghargai dan menghormati makanan. Dengan tidak mengambil nasi secara berlebihan, kita menunjukkan rasa terima kasih kepada Tuhan atas rezeki yang kita terima. Hal ini merupakan bukti apresiasi mengenai makanan dan upaya para petani yang telah bekerja keras untuk menghasilkan padi hingga menjadi nasi yang dikonsumsi.
Mengajarkan kehidupan yang seimbang dan bijaksana
Petuah tersebut “Kalau mengambil nasi jangan banyak-banyak, jika tidak habis akan dipatok ayam” mengajarkan mengenai kehidupan yang seimbang dan bijaksana. Kita belajar untuk hidup sesuai batas yang wajar dan tidak berlebihan dalam segala hal. Misalnya dengan mengambil nasi sesuai kebutuhan. Hal itu merupakan cermin dari menghormati prinsip keadilan dan kebersamaan dalam kehidupan bersama.
Melalui petuah nenek “Kalau mengambil nasi jangan banyak-banyak, jika tidak habis akan dipatok ayam” kita banyak belajar dari nasihat sederhana tapi mengandung ajaran mengenai nilai kehidupan yang mendalam dan masih relevan saat ini. Sebagai cucu dan anak, kita seharusnya merenungkan dan menghayati makna petuah tersebut dan berusaha mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi pribadi yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H