Memetik Pelajaran Berharga dari Pengusaha Tempe, Sepaku dalam Rangka P5 Kewirausahaan
Hari ini, tepatnya jam pelajaran terakhir saya dan 33 murid mengunjungi pengusaha tempe yang ada di Sepaku 1. Kebetulan cuaca cetar membahana sehingga cocok sekali sesuai dengan perencanaan yang disusun. Saat progres P5 sedang menunggu tanaman tumbuh dan berkembang. Saya dan murid berinisiatif untuk belajar dari narasumber yakni memanfaatkan salah satu komoditas pertanian yakni kedelai. Apalagi komoditas ini dapat dimanfaatkan sebagai lauk dan gorengan yang digemari oleh masyarakat Sepaku pada umumnya.
     Pada dasarnya saat penyusunan alur pelaksanaan P5, setelah pengenalan, kontekstualitas, juga diperlukan pemahaman untuk belajar aksi nyata dari narasumber yang berpengalaman. Rencana aksi yang telah disusun bersama murid akan berdampak pada hasil dan proses pelaksanaan P5 ke depan.
     Pendidikan kewirausahaan pada P5 tidak hanya fasilitator memberikan pemahaman materi dan konsep tapi perlu memberikan pengalaman nyata yang mampu menginspirasi dan memberikan pengetahuan kepada murid. Salah satunya dengan cara yang efektif untuk mendapatkan pengetahuan tersebut adalah dengan belajar dari narasumber atau pengusaha yang telah sukses dalam bidang kewirausahaan. Dengan begitu, murid ke depan dapat belajar dan mengembangkan kemampuan sikap kewirausahaan yang akan datang.
     Dari kunjungan tersebut, murid dapat belajar secara langsung proses pembuatan tempe sehingga menghasilkan tempe tidak asam dan tidak mudah rusak. Berikut ini, pengalaman dari pengusaha tempe yang sangat menginspirasi, bermanfaat, dan relevan yang kelak dapat diikuti jejaknya oleh murid.
Menggali inspirasi dari kecil menjadi besar
Pengusaha tempe seringkali dimulai dari skala kecil, seringkali dikerjakan di rumah sendiri. Kisah dari pengusaha yang dikunjungi membangun bisnis tempe dari nol yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi murid. Hal ini membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu diawali dari modal besar, tapi memerlukan kerja keras, inovasi, dan ketekunan dalam menghasilkan produk tempe yang tidak mengecewakan.
Murid belajar memahami proses produksi dan manajemen bisnis tempe
Belajar dari pengusaha tempe akan membantu murid memahami proses produksi tempe, mulai dari pemilihan bahan baku, proses fermentasi sampai penjualan. Murid dapat memperoleh pengalaman dan wawsan mengenai manajemen bisnis tempe termasuk pengelolaan stok pemasaran dan aspek keuangan lainnya yang terlibat dalam menekuni bisnis tempe. Berikut ulasan dari pengalaman pengusaha tempe untuk membuat tempe yang tidak asam dan tahan lama alias tidak mudah busuk
- Langkah pertama, pengusaha tempe ternyata menggunakan kaca kedelai kualitas impor dari Amerika. Saat ditanya murid mengapa tidak menggunakan produk lokal? Jika kualitas kedelai bagus akan berdampak pada produk. Sehingga kacang kedelai yang kecil kurang bagus pada produk dan mudah hancur.
- Langkah kedua adalah tahap pembersihan kacang kedelai. Pengusaha tempe dapat melakukan pembersihan untuk memisahkan kacang kedelai dengan sesuatu yang masih melekat seperti batang atau daun kering sehingga dipastikan bersih.
- Langkah ketiga yakni kacang kedelai yang telah bersih dicuci dengan air panas dan diredam selama semalam.
- Kemudian, kacang kedelai digiling untuk memisahkan kacang dan pembungkus kacang. Setelah itu kacang kedelai diredam semalam lagi. Jika belum terlepas pembungkus, maka dilakukan pemisahan dengan mesin.
- Berikutnya, kacang kedelai direbus dan didinginkan sampai dingin baru diberi ragi agar proses permentasinya sempurna.
- Setelah itu dibungkus, lalu  menunggu esok dipasarkan kepada penjual atau langganan.