Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gratis Refreshing dengan Menikmati Setiap Perjalanan

30 Oktober 2023   21:21 Diperbarui: 30 Oktober 2023   23:55 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang, setiap refresing harus menguras isi kantong? Kita mesti menunggu terkumpul rupiah baru bisa menikmati healing alias jalan-jalan sekadar membuang stress atau penat akibat seminggu bekerja. 

Padahal banyak sekali objek yang ada di sekitarnya yang tak perlu biaya besar yang membuat pikiran happy dan semangat tumbuh kembali. Hal itu sudah membuat kita bahagia dan kembali dengan perasaan yang tak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Apalagi setiap perjalanan mengisahkan hal baru yang mesti kita syukuri dan jalani.

sumber dokpri
sumber dokpri

Bagi setiap orang mungkin setiap perjalanan mendatangkan rasa pegal-pegal dan capek. Tapi adapula menimbulkan efek beda. Bagi pribadi setiap perjalanan adalah rekreasi untuk melepas segala penat. 

Selain itu, perjalanan membuat hati senang meskipun kondisi tubuh terkadang lelah sedang mendera. Kuncinya kita senangi setiap perjalanan. Ada sisi lain yang membuat kita dapat memaknai setiap perjalanan hingga menemukan sebuah ide dan pengalaman hidup yang luar biasa.

sumber dokpri
sumber dokpri

Anda ingin tahu, seperti apa perjalanan yang tidak capek tapi membuat suasana mood kemabli hadir dan bahkan semangat baru hadir menyapa. Berikut ulasan pribadi secara sederhana.

Sahabat yang memiliki hobi healing tentu saat perjalanan adalah suatu kegiatan yang kita tunggu-tunggu di tengah aktivitas kerja yang padat. Kalau menurut pribadi tak harus menunggu liburan datang menyapa.

Setiap ada waktu dapat menikmati setiap perjalanan misalnya menjenguk anak sekolah, mengantarkan anak sekolah, atau melakukan perjalanan dinas serta lainnya.

Teman-teman saaat kita melakukan perjalanan tampak di sekeliling kita pohon yang rindang. Dari kejauhan tampak hijau. Ada rasa damai dan tentram dalam hati yang tak bisa dilukiskan. Saat itulah ada rasa  kagum yang mendera di kalbu. 

Namun, di saat kemarau datang menyapa seakan alam dan isinya menanti sang hujan datang menghampiri. Semua pohon daun mulai mongering dan bahkan ada mati layu. Terasa sedih bila kita menyaksikan fenomena tersebut.

sumber dokpri
sumber dokpri

Selain itu, udada pagi yang menyapu muka kita memberikan rasa sejuk ditambah lagi sinar matahari pagi yang menghangatkan tubuh. Menikmati alam sekitarnya memberikan stimulus membuat hati damai.

Belum lagi suara burung ikut meramaikan suasana perjalanan. Terkadang ada yang hinggap di jalanan. Burung-burung sedang berkejaran dengan temannya. Sungguh pesona  alam yang begitu indah.

Terkadang semua itu menjadi harapan. Apakah alam akan seperti itu bila daerah ini menjadi IKN? Apakah hutan yang masih asri akan berubah menjadi gedung pencakar langit? 

Semua pertanyaan tiba-tiba bergelayut di pikiran.Aalam yang asri akan menjadi harapan untuk generasi emas dan hebat di masa depan. Pohon yang  menjadi paru-paru dunia yang akan menetralkan udara yang kurang bersih.

sumber dokpri
sumber dokpri

Selain pribadi mendapatkan hiburan gratis. Ternyata dari perjalanan akan mendatangkan ide untuk kita menulis seperti mengisahkan perjalanan, atau menceritak momen yang terjadi selama perjalanan atau hal lain yang dapat menyentuh kita untuk mengkampanyekan sesuatu agar kita juga tergerak hatinya menjaga alam yang kita tempati menjadi nyaman dan terjaga.

sumber dokpri
sumber dokpri

Teman-teman pernah melihat di setiap sudut jalan terdapat pemandangan sampah terutama botol minuman? Pemandangan setiap jalan mudah ditemui dan bahkan ada tumpukan sampah yang dibiarkan dibuang sembarangan. Hal itu menggelitik pribadi untuk saling mengingatkan pribadi dan juga pembaca budiman. 

Menegok Negara Jepang kita bisa belajar bagaimana disiplinnya masyaraktnya dalam pengelolaan sampah. Mari kita belajar dari negara tersebut hingga bisa dipelajari secara bersama-sama agar kebaikannya dapat ditularkan di tempat yang kita huni.

Belajar kebaikan dari negara lain tak jadi masalah. Dari kebaikan itu justru akan membawa dampak positif bagi lingkungan tempat kita tempati. Hunian yang nyaman dari sampah tentu menjadi dambaan semua orang. 

Di sini kita akan belajar manajemen sampah yang ada di Jepang. Kita tahu bersama bahwa orang Jepang  sangat serius menangani sampah. Bahkan kita juga dibuat heran dari kebiasaan di negara tersebut. Tempat sampah jarang ditemui. Jikau pun ada hanya tempat-tempat tertentu. 

Lalu bagaimana orang Jepang membuang sampah ketika di jalan. Mereka simpan baru menemukan tempat sampah baru dibuang. Luar biasa, hal dianggap sederhana namun tidak sesederhana dalam mengaplikasikan.

Sebenarnya kebiasaan yang bisa semua orang lakukan, bukan? Menyimpan di jok motor atau mobil baru menemukan tempat sambah baru dibuang. 

Sehingga sampah yang bergeletak di jalan bukan menjadi pemandangan setiap hari kita lihat melainkan pemandangan yang menyejukkan mata untuk menikmati setiap fase perjalanan.

Negara Jepang terkhusus masyarakatnya sangat unggul dalam mengelola sampah terutama sampah rumah tangga. Bagi orang yang baru tahu mengkin terkesan wow. Orang Jepang terbiasa memisahkan kategori jenis sampah sebelum dibuang. Hal ini memudahkan penanganan sampah. 

Sampah terbagi dalam empat jenis yakni sampah dapat dibakar, sampah tidak dibakar, sampah daur ulang, dan sampah dalam bentuk ukuran besar. Yang menariknya ada jadwal tertentu ketika masyarakat membuang sampah. Sehingga petugas akan mengambil sampah setiap hari berdasarkan dengan jadwal dan jenis sampahnya.

Kemudian, bagaimana proses pengolahan yang ada di Negara Jepang? Usai truk sampah membawa sampah berdasarkan jenis sampah. Truk membawa sampah ke pusat pengolahan melalui pintu utama. 

Lalu sampah ditimbang untuk mengetahui berat sampah yang dibawa. Lalu sampah dibakar berdasarkan sampah jenis dibakar. Sampah yang dibakar berupa sisa makanan, kotoran dapur dimasukkan dalam penampungan besar  kemudian dibakar. 

Sisa pembakaran yang berupa ampas dapat dimanfaatkan menjadi cone-block untuk lapisan jalan. Wow, menarik sekali. Ternyata cone-block di troktoal kota Tokyo sebagian terbuat dari sampah. Selain itu, pembakaran sampah di Jepang dapat dijadkan sumber daya listrik.

Lalu rahasia sukses apa yang dapat kita contoh dari Negara Jepang dalam penanganan sampah rumah tangga. Pertama, tingginya prioritas masyarakat mengenai program daur ulang. Hal ini didasari pemahaman dan pentingnya pengelolaan sampah daur ulang. 

Guna membangun kesadaran, masyarakat melakukan kampanye peduli lingkungan di berbagai lapisan masyarakat. Sehingga muncul sukarelawan yang yang mendatangai warga dan berdialog cara penanganan sampah. 

Kedua, adanya tekanan sosial dari warga Jepang apabila mereka tidak membuang sampah pada tempatnya berdasarkan jenisnya. Jika dilihat dari segi psikologisnya caranya dipandang unik, sehingga menimbulkan rasa malu. Rasa malu itulah merupakan kunci efektivitas penanganan sampah di Jepang.

Itulah yang pribadi tahu dari hal baik dari masyarakat yang ada di Jepang. Inspirasi yang pribadi dapatkandalam perjalanan hingga mendorong berselancar di dunia maya untuk menemukan hal kebaikan yang dapat kita terapkan di daerah kita. 

Selain itu, perjalanan akan membuat hati kita tersentuh apalabila mendapati mobil atau motor yang memanfaatkan jalan seperti jalan sendiri. Dari sinilah perlunya kita hati-hati menjaga keselamatan dengan menyiapkan perlengkapan keselamatan demi keamanan diri.

sumber dokpri
sumber dokpri

Teman-teman, tunggu apalagi mari healing tak perlu menguras isi kantong cukup di sekitar kita dapat menjadi objek untuk menghibur diri, mendatangkan rasa damai dan tentarma, menguggah inpirasi dan pengalaman hidup berharga. 

Dari alam dan sosial masyarakat kita akan belajar menjadi manusia yang selalu menebarkan kebaikan. Jika gajah meninggalkan gading maka kita manusia meninggalkan kebaikan untuk dikenang saat kita meninggalkan dunia untuk selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun