Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Kearifan Lokal Melalui Proyek P5 di Museum Mulawarman

28 Mei 2023   21:38 Diperbarui: 28 Mei 2023   21:51 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya nama museum diambil untuk mengabadikan nama Raja Kutai Martadipura. Beliau terkenal sebagai seorang arif dan bijaksana. Koleksi di museum kurang lebih 5.373 benda sejarah. 

Koleksi tersebut bisa berupa singgasana, pakaian kebesaran, tempat peraduan, tombak, keris, kalung, prasasti yupa, tenun ulap doyo, alat tenun tradisional, ukiran khas suku Dayak, dan keramik dari berbagai negara (Cina, Jepang, Eropa, Vietnam, dan Thailand).

dokumen penulis
dokumen penulis

Jika pertama kali kita mengunjugi Museum Mulawarman tampak gerbang yang terdapat patung dalam bentuk ular lembuh, pesut, dan buaya. Patung ini berfungsi untuk memperindah lebih menaik. Kita juga melihat hiasan di bagian luar museum sebagai lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. 

Hiasan seperti duplikat Lembu Suana yang merupakan ciri khas museum. Selain itu, terdapat kolam yang berbentuk naga yang melambangkan perjalanan hidup dan sebagai penjaga alam semesta. Tapi ini sebagai mitos masyarakat Kutai. Sementara itu,  makam-makam kerajaan Kutai Kartanegara terletak di sebelah kanan  bangunan induk museum. 

Di sebelah belakang terdapat miniature Goa Kombeng. Hal ini sebagai lokasi ditemukannnya arca dan prasasti Yupa. Sementara di samping museum dapat kita jumpai kantin dan toko yang menjual souvenir.

dokumen penulis
dokumen penulis

Arsitek bangunan museum mengadopsi tradisional suku Dayak yag ada di Kutai misalnya bangunan Bleh Peteh yakni sebagai wadah untuk kalangan bangsawan suku Dayak Kenyah, patung-patung Blontang memiliki fungsi sebagai peralatan upacara adat kematian suku Dayak dan beberapa bentuk lungun yang semuanya ditata secara evokatif.

Dokumen penulis
Dokumen penulis

Penerapan kurikulum merdeka pada pelaksanaan P5 tema kearifan lokal saat kegiatan aksi ke Museum Mulawarman memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang sejarah museum yang terkait dengan kerajaan tertua Hindu Budha di Indonesia. 

Selain itu, bagaimana gambaran sosial budaya, ekonomi tergambar dalam museum yang dilukiskan dalam bentuk lukisan. Murid akan belajar banyak hal dan tentu melihat langsung. Selama ini hanya melihat gambar melalui gawai. Apalagi guide yang menjelaskan satu-satu sehingga lebih lengkap sejarah yang diperoleh oleh murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun