Pacuan kuda di Indonesia sudah dikenal dari masa Belanda. Pacuan kuda adalah salah satu jenis olahraga yang mengutamakan ketrampilan seseorang dalam menunggang, mengendarai, berlari atau melompat dengan menggunakan kuda. Selain itu pacuan kuda sebagai tradisi yang sekaligus menjadi permainan rakyat dan dimanfaatkan sebagai alat mondongkrak potensi pariwisata. Pacuan kuda biasa diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Lokasinya adalah lahan kering atau lapangan terbuka yang telah disediakan khusus untuk arena pacuan kuda yang diberi pembatas.
Khususnya untuk pacuan kuda ada terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasi, yaitu :
1. Teknik Tunggang Serasi
Teknik tunggang serasi merupakan teknik dasar dalam berolahraga untuk menjaga keseimbangan penunggang dari kuda saat melakukan suatu gerakan dan rintangan.
2. Teknik Lompat Rintang
 Teknik Lompat Rintang merupakan teknik gerakan kuda yang terdiri dari dua sampai tiga rintangan dengan jarak rintangan yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menjatuhkan rintangan yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan dalam tipe pertandingan yang telah ditetapkan.
3. Teknik Trilomba
 Teknik Trilomba merupakan daya tahan dan kekutan fisik hewan beserta penunggannya yang mengikuti lomba untuk mencapai level yang telah ditentukan. Dengan demikian penilaian yang menganut sistem penalty points dan bisa juga sebagai prinsipnya dengan fault points dalam satu kali putaran pada peserta dengan jumlah pemenang mengkombinasikan beberapa jenis nomor berkuda dengan baik dalam lintasan alam satu kompetisi.
4. Teknik Endurance
Teknik Endurance merupakan teknik yang banyak beberapa aturan yang sangat menguras fisik perlombaan. Secara umum Teknik ini merupakan sebuah teknik dengan kompetisi maraton untuk para penunggang kuda dengan menguji ketahanan fisik kuda serta penunggang nya dalam melintasi berbagai permukaan dengan jarak yang jauh.
Sistem pembagian kelas pada pacuan kuda memiliki tingkat sendiri ditiap lombanya, yaitu :
* Maiden Race yaitu tingkatan balap kuda bagi pemula
* Kelas D berada di satu tingkat di atas level maiden race
* Kelas C berada di satu level di atas kelas D
* Kelas B
* Kelas A
* Grade III
* Grade II
* Grade I merupakan level tertinggi dalam balapan kuda. Untuk bisa memasuki grade I, setidaknya peserta sudah masuk ke grade III. Pada tingkat I ini dibagi menjadi dua kelas yaitu untuk kuda lokal dan internasional.
Dalam setiap olahraga termasuk pacuan kuda pasti memiliki atribut atau pakaian khas yang digunakan untuk melindungi keselamatan dan keunikan. Berikut atribut-atribut yang digunakan, antara lain :
* Jombe, atribut yang terbuat tali (benang wol) dengan berbagai macam pernak pernik. Pemasangannya di muka dan leher kuda.
* Tali kancing, merupakan tali yang terikat dan pemasangannya di dalam mulut kuda. Berguna pada saat pelepasan.
* Kili, merupakan kawat buatan berbentuk angka delapan sebagai penyambung tali pengendali dengan rantai yang ada di mulut kuda.
* Lapek, merupakan alas tempat duduk joki yang letaknya pada punggung kuda dan terbuat dari alang-alang dan atau daun pisang kering.
Sedangkan untuk artibut para joki berbeda, tentunya lebih keren. Berikut atribut-atribut yang digunakan oleh joki, antara lain :
* Helm, untuk melindungi kepala dari cidera.
* Kaos panjang dan celana panjang, untuk mengamankan para joki dari luka-luka gores.
* Ketopong, untuk artibut penutup kepala didalam helm.
* Cambuk atau pecut kuda, untuk memberikan ketukan kecil atau menggiring. Cambuk ini biasa dibuat dari kayu rotan atau ada juga yang dari tali yang diikat-ikan sedemikan rupa.
* Rompi atau baju ban, untuk mengetahui nomer urut kuda. Rompi terbuat dari karet dan sering dinamakan baju ban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H