Ia butuh waktu untuk melupakan Rengganis dan belajar untuk mencoba mencintai Alina. Tujuh bulan bukanlah waktu yang cukup.
Seiring berjalannya waktu, sebenarnya Gus Birru mulai jatuh hati kepada Alina. Perasaan ini datang setelah ia pulang dari Bandung, menyelesaikan maslahnya dengan Rengganis. Alina mulai merasakan kehangatan tersebut. Ia masih terbayang-bayang rengganis.
Hingga pada suatu hari, Rengganis datang ke pesantren mertuanya. Pak yai, Bu Nyai , Gus Birru, dan Rengganis tampak asyik mengobrol. Melihat keseruan mereka, Alina tidak kuat hati, ia memutuskan untuk pergi menjauh, menenangkan pikirannya ke rumah kakeknya di Salatiga.
Sehari setelah kepergiannya, Bu Nyai atau biasa dipanggil Ummi jatuh sakit sampai harus dibawa ke rumah sakit. Ia memikirkan nasib menantu yang tak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Apakah hubungan antara anak dan menantunya tidak baik-baik saja seperti yang ia kira. Gus Birru ikut merasakan khawatir. Selama ini umminya selalu dirawat Alina, ia tak mengetahui apapun. Tentang obat ummi, urusan madin, urusan pesantren, dan lainnya. Ia sadar bagaimana sosok Alina sangat berpengaruh baginya dan keluarganya.
Gus Birru menyusul ke salatiga. Bertemu dengan Alina, meminta maaf. Kemudian memulai membagikan kasih sayangnya. Hingga terjadilah yang pagi pertama, hubungan yang selalu Alina dambakan sejak pernikahan tujuh bulan yang lalu.
Tamat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI