Mohon tunggu...
SUCI AFNIA
SUCI AFNIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Program Studi Ekonomi dan Keuangan Islam, S1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendorong Pertumbuhan Inklusif Melalui Ekonomi Moneter yang Berfokus pada SDGs

31 Mei 2024   12:57 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:02 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Dunia saat ini memasuki era baru yang penuh dengan tantangan dan peluang. Negara Indonesia pernah dihadapkan pada berbagai krisis global seperti pandemi, perubahan iklim, dan gejolak geopolitik. Di sisi lain negara Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

     Dalam era baru yang dihadapi Indonesia, peran ekonomi moneter sangatlah penting dalam mewujudkan SDGs, sebab telah mempengaruhi dinamika nilai tukar rupiah dan kebijakan moneter, oleh karena itu peran moneter sangat penting dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. 

     Meskipun ekonomi moneter memiliki peran penting dalam mewujudkan SDGs di Indonesia, tetapi masih ada saja beberapa tantangan yang harus dihadapi yakni salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses kepada pembiyaaan bagi UKM dan masyarakat berpenghasilan rendah. 

     Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia telah memainkan peran strategis dalam mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah, yakni pada era ketidakpastian ekonomi global, nilai tukar mata uang menjadi fokus utama guna mempengaruhi. Tidak hanya itu para ekonom dan analis keuangan, juga masyarakat umum yang merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. 

     Di kutip dari website bappenas "Pembangunan berkelanjutan di definisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri". (Bappenas : 2016)

     Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan adalah salah satu tujuan utama dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Dalam upaya mencapai tujuan ini, kebijakan moneter yang berfokus pada Sustainable Development Goals (SDGs) memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

     Urgensi yang bisa di ambil pada Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8 yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan yang layak, dan efisiensi sumber daya adalah pada kebijakan moneter yang berfokus pada SDGs dan harus mempertimbangkan faktor-faktor pendorong lainnya seperti dukungan kebijakan, investasi dalam sumber daya manusia, akses terhadap modal, dan pengembangan infrastruktur. 

     Di era globalisasi, pertumbuhan ekonomi menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat memperparah kesenjangan dan kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan inklusif, di mana manfaat pembangunan ekonomi dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mendorong pertumbuhan inklusif melalui ekonomi moneter yang berfokus pada SDGs:

  1. Meningkatkan akses terhadap layanan keuangan: 

Kebijakan moneter dapat mendorong inklusi keuangan dengan mempermudah akses masyarakat terhadap kredit, tabungan, dan layanan keuangan lainnya. Hal ini dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin dan rentan, serta mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun