Rama yang tak kunjung kembali membuat Shinta menjadi khawatir terlebih dengan terdengarnya jeritan minta tolong dari Rama. Shinta pun mendesak Laksmana untuk segera menolong kakaknya. Laksmana yang semula bersikeras menjaga Shinta sesuai pesan kakaknya kemudian meninggalkan Shinta di tengah hutan untuk mencari Rama. Sayangnya, teriakan minta tolong tersebut sebenarnya berasal dari Marica yang menyamar sebagai Kijang. Sepeninggal Laksmana, Rahwana datang dan memaksa Shinta untuk menjadi istrinya. Namun hanya penolakan yang didapat oleh Rahwana. Marah karena penolakan, Rahwana pun membawa pergi Shinta dengan paksa. Sedangkan Shinta yang tidak bisa berbuat apa-apa berusaha meninggalkan petunjuk dengan menjatuhkan perhiasannya.
Matinya Jatayu menandakan berakhirnya babak ke-2 dalam Sendratari yang saya tonton. Panggung sepi kembali namun tidak berlangsung lama. Adegan dalam babak ke-3 dimulai dengan masuknya pasukan Kera dibawah pimpinan Sugriwa. Pasukan kera menari dengan lincahnya, disaat itu pula Rama dan Laksamana bertemu dengan para pasukan kera secara kebetulan saat keduanya tengah melakukan perjalanan untuk menyelamatkan Shinta. Sugriwa yang melihat Rama langsung menghampiri dan menyapa Rama. Sugriwa bercerita mengenai penderitaannya karena kerap dianiaya oleh saudara kembarnya Subali. Ia meminta pertolongan Rama untuk menaklukkan Subali. Sebagai gantinya, Sugriwa akan membawa pasukan Kera untuk membantu Rama mencari Shinta. Pertempuran sengit yang terjadi antara Sugriwa dan Subali pun berakhir saat anak panah Rama menembus tubuh Subali.
Terbunuhnya Subali menjadi pertanda berakhirnya pertunjukkan Sendratari Ramayana. Semua pemain muncul dan memberikan kesempatan untuk penonton bisa berfoto, saya pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Segera saya turun kearah panggung dan ikut mengantri, sayangnya waktu yang disediakan untuk berfoto tidaklah lama sehingga saya pun harus gigit jari.
Saya dan Bena lantas keluar menuju pos pengamanan untuk menunggu taksi yang sudah kami pesan sebelumnya. Namun ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak saya. “ Shintanya gimana yah ben, kok gak jelas akhirnya” tanyaku pada Bena. Alih-alih menjawab, Bena hanya menggelengkan kepala dan malah mengajukan pertanyaan lain, “ Kok perangnya hanya begitu saja yah, perang Rama dan Rahwana nya malah gak ada”
Tak mau pulang dengan rasa penasaran kami pun bertanya dengan petugas keamanan. Ternyata pertunjukkan Sendratari Ramayana yang kami saksikan malam itu adalah episode pertama dari rangkaian 4 episode cerita Rama dan Shinta. Episode pertama dengan judul “Hilangnya Dewi Shinta” memang selesai saat Rama berhasil membantu Sugriwa. Menurut Bapak Satpam dari ke-empat episode Sendratari Ramayana yang paling seru adalah episode ke-2 dengan judul Hanoman Sang Duta namun dikenal sebagai Hanoman Obong. “ Nanti kalo Hanoman Obong itu Hanomannya dibakar, ada apinya beneran. Mbak kembali saja besok malam untuk menonton episode 2” Katanya. Mendengar hal tersebut kami hanya tersenyum sambil menggeleng mengingat rangkaian acara komunitas yang sudah menanti keesokan malamnya.
Empat episode Sendratari Ramayana bukan berarti kita harus menonton selama 4 malam berturut-turut untuk bisa mengerti cerita. Ada pembawa acara yang akan bercerita, ada brosure yang disediakan untuk kita baca, dan percayalah gerakan memukau yang dipertunjukkan oleh para penari sudah cukup menuntaskan rasa ingin tahu. Namun berita baiknya, untuk kamu yang penasaran ada jadwal pertunjukan khusus yang menamampilkan keseluruhan cerita secara utuh. Maksudnya gerakan dan cerita 4 episode dipadatkan menjadi 1 episode dengan durasi pertunjukkan 2 jam. Pertunjukkan satu cerita utuh mulai dipentaskan sejak tahun 1996.
Pertunjukkan Sendratari Ramayana yang diadakan di panggung terbuka biasanya hanya digelar saat musim kemarau yakni antara bulan Mei hingga Oktober. Pertunjukkan ini dilaksanakan malam hari yaitu antara jam 19.30 hingga 21.30. Sementara tiket bisa dibeli langsung di loket yang tersedia di lokasi. Selain tiket, pihak penyelenggara pun menyediakan transportasi untuk membantu penonton yang akan kembali ke pusat kota Yogyakarta. Jadi kita hanya tinggal membeli tiket transportasinya saja. Untuk jadwal dan pemesanan tiket bisa menghubungi PT. Taman Wisata Candi Borobudur,Prambanan dan Ratu Boko di nomor telepon (0274) 496408.
“Kegunung,kelaut,ngegembel adalah pencarian jati diri sebagai anak manusia, tapi untuk mencari jati diri sebagai anak bangsa, mulailah dengan belajar sejarah dan budaya”