Mohon tunggu...
Suci RamadaniTambuku
Suci RamadaniTambuku Mohon Tunggu... Jurnalis - yo

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Opini: Kesehatan Mental di Indonesia

11 November 2020   18:13 Diperbarui: 11 November 2020   18:16 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Mental health atau kesehatan mental merupakan penyakit mental yang meninggalkan dampak yang besar pada seseorang. Gangguan mental ini dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stress dan menimbulkan hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Ada beberapa jenis gangguan mental antara lain depresi, kecemasan berlebihan, gangguan bipolar, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Penyebab gangguan kesehatan ini bermacam-macam seperti stress yang berkepanjangan atau kekerasan dalam rumah tangga dan trauma dengan suatu kejadian. Gangguan mental ini rentan dialami oleh perempuan.

            Menurut riset kesehatan nasional Indonesia (RISKESDAS) 2013: Sekitar 3,7% (9 juta) orang menderita depresi, dari populasi 250 juta orang. Sekitar 6% (14 juta) orang berusia 15 tahuan ke atas menderita gangguan mood (suasana hati) seperti depresi dan kecemasan.Sekitar 1,7 per 1000 orang menderita gangguan psikologis kronis, seperti skizofrenia. Hanya ada 600-800 psikiater di seluruh Indonesia (Kementerian Kesehatan Indonesia). Ini menghasilkan rasio 0,01 psikiater per 100.000 orang (WHO, 2014). Oleh karena itu kolaborasi antara sector sangatlah penting organisasi kesehatan mental, pemerintah dan masyarakat umum harus bekerja sama untuk menciptakan perubahan untuk mengubah stigma masyarakat Indonesia.

           Di Indonesia kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa orang padahal kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Masih banyak masyarakat diindonesia menganggap gangguan mental adalah hal yang tabu. Orang yang mempunyai gangguan mental adalah orang gila atau orang kerasukan dan bahkan menganggap orang tersebut jauh dari Tuhan. Perlu digaris bawahi gangguan kejiwaan merupakan kondisi medis di otak. Tetapi beberapa bulan belakangan Indonesia mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental terus meningkat, dilahat dari meningkatnya komunitas, kampany, dan obrolan di media sosial bahkan film-film yang di dalamnya membahas tentang kesehatan mental.

            Menurut saya kondisi kesehatan mental di Indonesia saat ini sebenarnya sudah membaik dibandingkan dengan sekitar 5 tahun yang lalu tetapi masih perlu ditingkatkan. Salah satu contohnya dalam lingkungan keluarga. Kebiasaan seorang anak sebagian terbentuk oleh pendidikan keluarga oleh karena itu orang tua harus mengajarkan anaknya hal-hal yang baik. Jangan sampai orang tua tidak memperhatikan sang anak, menghina atau mengolok anak karena hal itu akan membuat sang anak merasa kurang disayangi. Terlalu banyak perintah, larangan, teguran akan membuat anak tidak percaya diri dan merasa rendah diri dan masih banyak lagi. Oleh karena itu cara untuk menghindari gangguan mental pada anak yaitu melakukan komunikasi dengan anak dan memperlihatkan hal-hal yang baik. Banyak remaja di Indonesia kurang terbuka dengan orang tuanya padahal orang tua merupakan orang yang tau semua tentang kita. Bukan karena sang anak tidak mau tetapi terkadang orang tua yang sibuk atau sensitive yang membuat sang anak enggan atau takut untuk bercerita. Hal inilah yang harus orangtua pahami. Sang anak semakin dewasa maka semakin memicu adanya stress yang dapat menganggu kesehatan mentalnya disinilah peran orang-orang terdekat seperti orang tua yang diharapkan bisa memberi motivasi atau masukan. Menurut saya kunci dari kesehatan mental ini adalah komunikasi. Selain itu akses informasi dan ketersediaan masih terbatas di penduduk yang bermukim di kota-kota kecil dan jumlah tenaga kesehatan mental yang masih sedikir diberdayakan.

            Satu lagi yang ingin sampaikan mungkin hampir semua masyarakat mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental ini tapi itu semua tidak cukup. Masyarakat masih butuh pemahaman yang lebih dalam agar isu tentang kesehatan mental ini lebih bisa dimengerti. Hal inilah yang perlu dikembangkan Indonesia. Kalau saja pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental ini lebih dalam mungkin stigma negative yang tersebar di masyarakat mungkin tidak akan sebesar dan separah yang tadi saya sebutkan.

            Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan di tulisan ini, sampai jumpa di blog selanjutnya^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun