Mohon tunggu...
Suci anggie
Suci anggie Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis kacangan

Hidup itu sebuah pilihan maka jadilah pemilih yang bijak😁

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Luka

12 September 2021   16:53 Diperbarui: 12 September 2021   17:07 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riak hujan menemani hari hariku saat ini , hujan yang aku maksud bukan hujan yang turun dari langit tapi hujan yg mengalir deras di pelupuk mata karena kesedihan , entah sampai kapan ini semua akan terjadi karena yang kutahu manusia tak luput dari masalah dan cobaan hidup.

Hari ini aku lalui dengan kesedihan , ayahku pernah berkata "anakku janganlah engkau bersedih selalu karena sebuah cobaan , dibalik cobaan Allah menyimpan sebuah rasa sayang yang begitu besar untukmu dengan kata lain sang maha pencipta memberi cobaan karena begitu sayang pada hambanya.

Pada hari ini aku pergi berkunjung ke rumah Ayah dan suatu ketika ayah bertanya padaku " anakku apakah yg sebenarnya terjadi pada kehidupan rumah tangga mu sekarang , mengapa ayah mendengar saudara perempuan mu berkata bahwa ibu mertuamu mengeluhkan dirimu padanya?" 

Seketika aku pun terkejut mendengarnya karena yang aku ketahui aku merasa tidak pernah ada masalah apapun dengan ibu mertuaku lalu setelah itu aku pun menjawab " ayah aku sama sekali tidak pernah ada masalah dengan rumah tanggaku apalagi dengan ibu mertuaku malah aku berpikir ibu mertuaku adalah orang yang baik , ia sering membantuku dalam hal pekerjaan rumah yaitu memasak" , ayah ku pun merasa terheran heran mendengar penjelasan ku lalu ayah berkata " ayah bingung mendengar penjelasan mu bagaimana kalau kau dan suamimu besok datang ke rumah Ayah biar ayah sendiri yang berbicara pada suamimu agar semuanya menjadi jelas" begitu kata ayah , akan tetapi aku melarang ayah berbicara aku bilang jangan ayah , tidak usah dipikirkan biar aku sendiri yang bilang pada suami dan ibu mertuaku tentang masalah ini. 

Aku memang berkata begitu pada ayah tetapi sebenarnya aku pun bingung akan mengatakan apa pada mertuaku sedangkan mertuaku sering lupa akan apapun yg terjadi dikarenakan syaraf yang terganggu akibat operasi yang pernah ia jalani di masa lalu.

Aku pasrah dengan semua yang terjadi padaku saat ini , yang pasti aku tak tau kapan ujian ini akan berakhir , sekarang aku hanya berharap semoga aku kuat dan tabah menjalani ini semua.

masalah yang terjadi padaku Sekarang ini adalah satu dari sebagian besar masalah yang sering aku alami dari dulu , disaat aku masih gadis bahkan disaat aku masih menginjak bangku sekolah.

Hari hariku dulu selalu dipenuhi dengan kesedihan karena ejekan , hinaan dan cemoohan karena postur ku yang pendek kulit wajahku yang berwarna sawo matang tetapi sampai saat ini aku masih bingung mengapa dulu banyak sekali kesedihan yang aku rasakan karena sebuah hinaan terkadang aku berfikir itu semua mungkin karma karena kesalahan yang pernah kulakukan atau Allah sedang mengujiku dengan cobaan untuk mengetahui sebesar apa ketaatan dan ketakwaan hambanya ini.

Derita tiada akhir ini aku jalani dan lewati setiap harinya dengan kucuran air mata yg tak ada hentinya terkadang jika terlalu bersedih air mata ini tidak bisa keluar sangking sedihnya aku , aku berfikir mungkin ini bagian dari introspeksi diriku atau bagian dari jalan takdirku , begitu banyak derita yang aku alami sampai aku pun tak ingat kapan awal mula ini terjadi.

Luka ini terasa menyayat hati dikala orang yang kamu anggap baik ternyata menyimpan kebencian dan menceritakan hal hal negatif tentangmu pada saudara perempuan mu , entah dosa apa yang kulakukan di masa lalu sehingga Allah mendatangkan cobaan yang bahkan aku pun berfikir tak sanggup menjalani nya.

Hari ini aku ingin berkunjung lagi ke rumah ayahku akan tetapi aku bingung harus bilang apa , aku hanya takut disaat aku berkunjung ke rumah Ayah aku pun tidak sanggup menahan air mata yg ku simpan agar tidak jatuh bercucuran karena setiap aku berkunjung ke rumah ayah dan sedang ada masalah aku pasti tidak sanggup untuk tidak menangis di pangkuan ayah , aku tidak ingin ayah banyak pikiran karena masalahku ini karena aku tau sakit yang ayah derita tidak memungkinkan aku bercerita , kalau aku sampai bercerita aku takut sakit ayah kambuh lagi bahkan lebih parah.

Ya Tuhan apa yang harus kulakukan dengan semua ini tolong bantu aku menyembuhkan lukaku baik di masa lalu ataupun sekarang , aku takut luka ini akan menggerogoti tubuhku dan berpengaruh pada sakit ku yang sudah lama sembuh aku takut jika aku terlalu terluka dan bersedih sakit itu akan kembali , sakit pernafasan yang membuat masa sekolahku menjadi kelabu.

Kupikir dengan menikah aku akan sedikit berguna untuk orang lain tapi ternyata aku salah karena dengan menikah aku bahkan menjadi jauh lebih tidak berguna , aku berharap masalah ini hanya akan menjadi proses pendewasaan dalam hidupku , aku berharap semoga rumah tanggaku tidak kelabu seperti masa sekolahku karena bagiku cukup masa sekolahku yang kelabu jangan rumah tanggaku  , saat ini aku hanya bisa belajar dari setiap apa yang terjadi karena orang mau berkomentar apapun dia tidak tau apa yang aku alami apalagi orang yang belum menikah mereka berkomentar jahat karena mereka belum pernah merasakan hidup berumah tangga , mereka hanya melihat apa yang terlihat tetapi tidak melihat ataupun mendengarkan apa yang tersembunyi dibaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun