Mohon tunggu...
Suci Amalia
Suci Amalia Mohon Tunggu... Relawan - Student of Islamic Studies Faculty UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I'm Learner

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku: Novel "Guru Aini" Karya Andrea Hirata

12 Januari 2021   21:13 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:15 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah Desi Istiqomah, seorang gadis sederhana, idealis, nyentrik, dan karismatik. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang guru matematika. Ia tergugah menjadi guru matematika karena gurunya dulu, Bu Marlis namanya, telah membuatnya jatuh cinta dengan matematika.

Setelah menjadi lulusan terbaik dari SMA, ia memutuskan untuk melanjutkan studi diploma 3 yang dicanangkan pemerintah untuk membentuk guru-guru matematika. Keputusan ia tetap ambil walaupun ditentang oleh ibunya.

 Semua lulusan dari sini akan disebar di beberapa wilayah Indonesia. Ketika penempatan kerja, melalui kocokan Desi mendapatkan daerah Bagansiapisiapi , sebuah kota yang maju nan agamis. Namun sahabatnya, Salamah, merasa sedih karena mendapatkan Tanjung Hampar, nama asing di telinga calon-calon guru itu. Desi pun rela menukarkan kertasnya dengan Salamah.

Dari sinilah cerita dimulai. Desi menempuh perjalanan enam hari enam malam dengan menaiki berbagai macam kendaraan; Mobil, angkot, dan perahu ia naiki. Ia pergi dengan penuh semangat dengan memakai sepatu putih bercorak merah pemberian ayahnya. Ia sendiri mempunyai sumpah sepatu. Katanya, ia tak akan mengganti sepatunya kecuali telah menemukan murid pintar matematika.

Guru Desi mengajar Matematika di Tanjung Hampar. Ia dikenal sebagai guru yang karismatik, cerdas, tegas, dan cantik. Mayoritas murid-murid di sana ketakutan kalau kalau mendapatkan kelas matematika bersamanya.

Ia pernah menemukan murid yang sangat cerdas, Debut Awaludin namanya. Ia pun pernah dibimbing langsung di rumah Guru Desi. Namun, tiba-tiba sifatnya berubah total. Semangat belajarnya pudar begitu saja. Bahkan ia bergabung denga siswa yang duduk di belakang, atau lebih dikenal 'Rombongan 9'. Mereka terdiri dari Dinah, Handai Tolani, Tohirin, Sobri, Rusip, Saud, Nihe, dan Juniah. Kesembilan siswa ini adalah kelompok orang yang tak brilian dalam pelajaran, begitupun tak mau beusaha untuk memahami. Jadilah Debut seperti mereka.

Perubahan sikap ini tentu membuat Guru Desi kesal dan kecewa. Akan tetapi, ia tak pernah padam semangat untuk mendapatkan  murid yang cerdas matematika walaupun hal itu sangat sulit. Sulit karena menemukan sesuatu yang tidak ada lebih sulit dari pada menemukan jarum di tumpukan jerami, ibaratnya.

Bertahun-tahun dilewati, bahkan anak-anak dari rombongan 9 tadi sekaranglah yang menjadi murid Guru Desi sekarang. Namun,  tak ada satu pun Ia  dapatkan murid secerdas Debut. Sampai suatu saat ia menemukan sosok Aini, gadis polos yang sebenarnya adalah anak Dinah.

Aini, Nuraini binti Syarifudin, nama lengkapnya. Sebenarnya ia bukanlah orang yang mengerti pelajaran berhitung ini. jangankan mengerti, memasuki pelajaran matematika saja ia merasakan sakit perut secara tiba-tiba karena ketakutannya terhadap matematika. Tak ayal, ia selalu mendapatkan nilai matemtikanya seperti bilangan biner, 1 0 1 0, tak lebih dari itu.

Sikapnya berubah ketika Ayahnya menderita sakit keras dan tak bisa diobati sehingga hanya bisa terbujur lemas di atas Kasur. Ia pun merawat ayahnya sampai tujuh bulan lamanya sehingga tidak bisa naik kelas.

Dari sinilah ia juga sadar kesembuhan ayahnya itu hanya bisa diobati dengan ilmu kedokteran. Sejak itu, cita-citanya menggebu-gebu untuk menjadi dokter. Ia juga mengakui bahwa menjadi sorang dokter bukanlah hal yang mudah. Ilmu kedokteran erat hubungannya dengan matematika, sedangkan ia sendiri takut pada matematika. Namun ternyata ketakutan semakin pudar dengan impian tigginya menjadi dokter. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk menemui Bu Desi, guru matematika yang paling ditakuti siswa, untuk belajar di kelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun