Mohon tunggu...
Suci Wulandari
Suci Wulandari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ingin bisa bermanfaat bagi orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

27 Jam Menjelang 2010

25 November 2010   01:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ba’da isya, aku hanya duduk terdiam dihadapan meja makan depan kamarku. Kain warna hijau bermotif bunga terbentang luas menyelimuti badan kayu pipih yang lebarnya hampir sejengkal dari tanganku ini. 3 buah piring berisi lauk, buah, dan sisa makanan kakak laki-lakiku masih berserakan disana.

Radio kuno Panasonic warna hitam menderu memecah kesunyian. Kubiarkan saja gelombang 101,3 FM masuk ke telingaku. Padahal tak jelas pula lagu yang diperdengarkan..

Suntuk rasanya, mengingat sepanjang tahun 2009 ini penuh dengan kabut tebal. Berharap sekali ada angin puyuh datang, biar asapnya hilang, atau terik matahari di siang bolong ,biar gelap tak lagi jadi penghalang.

Tahun baru kemana?” satu pertanyaan yang tak pernah kuharapkan dilontarkan kepadaku, karena sudah cukup letih kuberitahukan bahwa aku tak pernah punya jawabannya.

Bola mataku berputar dari kiri kekanan. Lihatlah, berantakkan sekali. Iya, betapa berserakannya benda-benda ini. Segala sesuatunya seperti berpindah tempat. Kapal pecah, mungkin satu kata yang tepat untuk menggambarkan kondisiku saat ini.

Hmh…..gambar dalam kemasan biscuit ini menarik perhatianku. Seorang ibu bersama dua orang anaknya sedang menikmati sore dihadapan meja makan dengan biscuit itu sendiri sebagai hidangannya.sang ibu tampak menuangkan teh kedalam cangkir anak perempuannya sembari tersenyum tanda kelembutan dan kasih sayang. Sedang si anak laki-laki asyik mengunyah biscuit dalam genggamannya. Indah sekali kebersamaan itu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun