Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepada Bangsaku

10 November 2024   00:01 Diperbarui: 10 November 2024   00:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun akibat keserakan manusia, lahan dipaksa berproduksi meskipun di saat puncak musim kemarau, akibatnya populasi hama selalu berkembang setiap tahun yang pada akhirnya akan terjadi ledakan populasi hama. 

Apalagi dalam beberapa tahun terakhir musim semakin tidak menentu, kemarau berlangsung sangat singkat sehingga siklus perkembangan hama memungkinkan tidak sempat terputus dan potensi ledakan populasi hama sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat. Kondisi ini selain mengganggu kenyamanan juga akan memperparah terjadinya krisis pangan.

Wabah Penyakit (Kutu)

Wabah penyakit terjadi akibat lingkungan dan pola hidup masyarakat yang yang tidak sehat dan seimbang. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa dengan belum tuntasnya penanganan Covid-19 dalam artian masih menyisakan persoalan hingga saat ini, dunia akan dihadapkan pada kondisi krisis pangan dan pelbagai bencana alam yang akan merusak sanitasi lingkungan. Alahasil, kondisi fisik manusia menjadi semakin lemah dan sangat rentan terhadap serangan pelbagai penyakit. Pada gilirannya, dunia, termasuk bangsa ini akan berpotensi menghadapai kembali serangan pandemi yang lebih hebat dari pandemi Covid-19.

Banjir Darah 

Bencana ini bisa saja terjadi akibat krisis multidimensional yang sangat berat yang diperparah oleh situasi dalam tahun politik. Masyarakat akan sangat mudah terprovokasi di tengah himpitan pelbagai kebutuhan ekonomi. Isu SARA akan semakin gencar dihembuskan, saling menjatuhkan dan menebar fitnah dimana-mana, situasi menjadi semakin memanas dan tak terkendali. 

Pada gilirannya terjadi konflik sosial sehingga pertumpahan darah tidak terhindarkan. Ribuan manusia akan menjadi korban dan kondisinya akan jauh lebih parah dibandingkan dengan dampak krisis pada tahun 1998. Nah, sampai di sini Tuhan telah menaikkan level peringatannya. Namun, Firaun pada saat itu masih tetap kukuh dengan keangkuhannya.

Perang Dunia 3 (Perang Nuklir)

Begitu juga dengan para pemimpin bangsa ini, bila sampai terjadi konflik sosial dan pertumpahan darah dimana-mana, mereka tetap tidak mengindahkan peringatan Tuhan, maka akan tiba bencana yang merupakan puncak dari segala bencana yang pernah terjadi. Perang Rusia-Ukraina pada saatnya akan berkembang menjadi Perang Dunia 3 (perang nuklir) yang mengerikan. 

Dampak dari perang nuklir, bumi akan gelap tertutup awan pekat, sebagian besar lapisan Ozon akan rusak dan menciptakan lobang yang sangat besar, meteor-meteor akan mampu menembus atmosfer, menghantam dan mengguncang bumi dengan sangat keras, memicu gempa-gempa tektonik megathrust dan mendorong gunung-gunung memuntahkan isinya. 

Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar akan dikepung Tsunami-Tsunami raksasa akibat tekanan tektonik dari bawah dan hempasan meteor-meteor yang jatuh ke samudera, serta dihujani debu dan batu-batu panas dari letusan gunung berapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun