Mewakili suara hati rakyat
Dengan segala dimensi yang melingkupinya
Benarkah?
Karena akupun bagian dari apa yang bernama rakyat
Namun, belum pernah merasakan bahwa suara hati yang hakiki ini
Benar-benar tersentuh dan terwakili
Lalu, mewakili siapa mereka sebenarnya?
Apakah mewakili lantaran terpaksa dan dipaksa?
Di ruang menara gading, mereka tak lebih dari kumpulan para komedi omong
Yang acapkali menggaung-gemakan suara merdunya
Dalam nada dan irama syahdu nan indah
Dan, suara itu ...
Tong kosong nyaring bunyinya, tumpul pula hatinya ...
*****
Kota Malang, Oktober di hari kelima belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H