Jangan pernah menyerah dan pupus nyali
Apalagi menjadi mati tak berartiÂ
Ketika suara hati sudah tak mungkin dibendung lagi
Tumpahkanlah!
Untaian kata yang bernyawa, membidik dan menukik
Kepada mereka yang buta tuli mata telinga
Selalu mencabik-cabik alam kedamaian yang tengah ditata
Menuju porak poranda, sia-sia dan percuma
Hadanglah, hentikanlah!
Provokasi tiada henti keruhkan situasi, itulah mereka
Yang tak pernah mau mengerti betapa negeri ini
Diperjuangkan dengan tetesan darah dan air mata tiada tara
Untuk menjadi negeri surga di nusa damai
Bermahkota gemah ripah loh jinawi ...
Wahai para pecundang!
Jangan pernah bermimpi untuk menguasai
Selagi masih ada kami anak negeri kusuma ibu pertiwi
Yang takkan rela oleh geliat gelagat laknatmuÂ
Bertingkah, berulah dan membuncah
Jernihnya hati dan pikiran seluruh anak negeri
Dalam menjaga dan memelihara tanah negeri surgawi
Yang tak secuilpun tertetes oleh peluh jerih payahmu
Berhentilah membual dengan ocehanmu!
Karena dunia pasti menertawakanmuÂ
Dan, pasti menertawakanmu!
*****
Kota Malang, Oktober di hari keempat belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H