Tampil di pentas Piala Dunia (FIFA World Cup) merupakan impian dan harapan bagi siapapun pecinta sepak bola tanah air. Sebab, sepanjang timnas bola kita dibangun melalui federasinya (PSSI) yang bergabung dengan FIFA pada 1952, timnas Garuda Indonesia belum pernah sekalipun mencicipi atmosfer pertandingan di ajang FIFA World Cup dimaksud.
Kalaupun Indonesia dinyatakan pernah tampil di pentas FIFA World Cup pada 1938 (Prancis), itupun atas nama Hindia Belanda (Dutchs Indie), sebab pada masa itu negeri Indonesia masih di bawah naungan penjajahan Belanda.Â
Keikutsertaan Indonesia (Hindia Belanda) dalam turnamen sepak bola di ajang Piala Dunia saat itu, menjadikan Indonesia sebagai  satu-satunya  timnas bola dari Asia (wakil Asia) sebelum terbentuknya AFC sebagai konfederasi sepak bola negara-negara se-Asia. Hebat, bukan?
Mungkinkah sejarah akan berulang bagi timnas Garuda Indonesia di era kali ini? Dimana timnas Garuda Indonesia tengah menjalani proses perjuangannya untuk bisa tampil di putaran final Piala Dunia 2026 yang rencananya akan digelar di Amerika bersama Panama dan Meksiko.
Untuk memenuhi ambisi tersebut, maka pelbagai cara dan upaya tengah dilakukan oleh manajemen PSSI sejak dikomandani oleh Erick Thohir yang bersinergi dengan coach Shin Tae-yong (STY). Kedua tokoh ini nampak sekali berupaya keras dan seoptimal mungkin dalam menghantarkan timnas Garuda Indonesia agar bisa tampil dan berbicara di pentas sepak bola paling begengsi sedunia.Â
Maka lompatan strategi dan cara dalam menggapai impian dan harapan bagi timnas Garuda Indonesia pun dilakukan. Salah satu dari lompatan yang dimaksud adalah dengan cara menaturalisasi pemain yang beredar di Eropa, khususnya dari Belanda yang memiliki keturunan darah Indonesia.
Lompatan itu harus dilakukan demi percepatan dalam memenuhi impian dan harapan insan bola tanah air, yakni tampil di ajang FIFA World Cup 2026, dan kapan lagi bila bukan pada saat sekarang ini, manakala telah lolos di ronde 3 kualifikasi Piala Dunia 2026?Â
Selagi ada kesempatan, maka sudah seharusnya didayagunakanlah kesempatan itu, karena kesempatan itu tak akan pernah datang untuk kali kedua. Begitulah filosofinya.
Alhasil, di pertandingan yang telah dijalani oleh timnas Garuda Indonesia memasuki ronde 3 kualifikasi Piala Dunia 2026, tanding away pertama menghadapi Arab Saudi sukses meraup 1 poin dengan skor 1-1 pada 5 September 2024 yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah.Â
Sebuah awal yang bagus dan luar biasa bagi timnas, dan boleh jadi sebagai raihan yang belum pernah dibukukan oleh timnas Garuda Indonesia di era sebelumnya. Sebab, timnas Arab Saudi menempati peringkat ke-56 ranking FIFA (Indonesia, peringkat ke-133) sekaligus sebagai timnas yang sudah 6 kali tampil di Piala Dunia.
Pun demikian pada tanding home menghadapi Australia pada 10 September 2024 di Stadion GBK, Jakarta, sukses mengoleksi 1 poin  dengan menahan timnas Australia 0-0. Dimana timnas Australia merupakan timnas yang menempati peringkat ke-24 ranking FIFA, juga sekaligus sebagai timnas langganan tampil di Piala Dunia, tercatat sebanyak 5 kali.
Masih ada 8 pertandingan lagi yang harus dijalani oleh timnas Garuda Indonesia untuk bisa lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia 2026. Oleh karenanya, di sisa 8 pertandingan tersebut timnas Garuda Indonesia sangat diharapkan untuk bisa mengalami peningkatan performa di setiap pertandingan, dan sangat diharapkan untuk selalu mendulang poin meskipun hal itu tidaklah mudah. Sebab, di grup C ronde 3 kualifikasi Piala Dunia zona Asia, Indonesia satu grup dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, China, dan Bahrain yang kesemuanya adalah timnas yang berpengalaman di Piala Dunia, kecuali Bahrain.Â
Hadirnya Mees Hilgers dan Eliano Reinjders yang sudah resmi dinaturalisasi sebagai WNI, 1 Oktober 2024, tentunya diharapkan akan menambah amunisi bagi timnas Garuda Indonesia dalam berjuang untuk bisa melenggang ke pentas Piala Dunia 2026. Mees Hilgers, 23 tahun, saat ini bermain untuk klub Belanda, FC Twente sebagai bek. Sedangkan Eliano Rijnders saat ini bermain sebagai gelandang di klub Liga Belanda, PEC Zwolle.
Apabila tak ada aral melintang maka keduanya, Mees Hilgers dan Eliano Rijnders dipastikan akan dimainkan oleh STY dalam tanding away menghadapi Bahrain, 10 Oktober 2024, di Bahrain National Stadium. Juga pada tanding away menghadapi China, 15 Oktober 2024, di Qingdao Youth Football Stadium.
Usai melewati pertandingan melawan Bahrain dan China, apalagi bila sukses mengoleksi poin, maka timnas Garuda Indonesia tinggal memikirkan bagaimana strategi yang harus dijalankan saat tanding home lawan Jepang, 15 November 2024, di SUGBK Jakarta. Timnas Jepang adalah tim yang paling perkasa di grup C ini. Dua kali tanding lawan China dan Bahrain sukses mengoleksi 6 poin, lawan China dengan skor 7-0, dan lawan Bahrain dengan skor 5-0.
Begitu pula bila usai tanding lawan Jepang, maka gambaran kans ke depan bagi timnas Garuda Indonesia setidak-setidaknya sudah bisa didapatkan, apakah kemungkinan besar lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia 2026 ataukah tidak? Hal ini karena timnas Garuda Indonesia tinggal mengatur strategi bertanding di leg-2 melawan tim-tim yang sudah pernah dialami dan dirasakan pada leg-1, tanding home maupun tanding away.Â
Semoga, timnas Garuda Indonesia mampu melewati keseluruhan pertandingan di ronde 3 kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan sukses, yakni bisa lolos otomatis. Bila memang hal itu terjadi, maka mimpi timnas Garuda Indonesia Mendunia adalah sebuah keniscayaan yang membanggakan bangsa dan negara Indonesia Nusantara tercinta.
Dan, usahlah mempertentangkan antara naturalisasi dengan "akamsi", toch, kesemuanya adalah demi reputasi dan prestasi bagi seluruh anak negeri tanpa kecuali, menuju Sepak Bola Indonesia Mendunia.
Bravo Garuda Indonesia Nusantara!
*****
Kota Malang, Oktober di hari kedua, Dua Ribu Dua Pulhuh Empat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H