Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Tak Terperikan

3 Agustus 2024   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2024   21:11 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantaran tak terejawantahkan
Manakala mendendam bara dalam sekam
Di kala lukisan hidup indah di taman merindang
Selalu melintas di alam pikiran

Resah gelisah nan gundah gulana menghantam
Bertubi-tubi tiada henti, dan kian menjadi-jadi
Itulah yang ditemui ...

Resesi, krisis mulai membayang menghantui
Di tengah pesta dan gelak tawa mereka
Yang merasa sebagai pemenang di pergumulan sejarah

Perlahan namun pasti
Dunia sudah tak ramah lagi
Kebangkrutan massal mulai terjadi
Walau ditutup-tutupi oleh ragam nyanyian dan narasi
Kita sedang baik-baik saja

Si pungguk merindukan bulan
Tersudut oleh cibiran, pengoyak impian
Meletup tak tertahankan
Menanti jawaban membelakkan mata telinga
Bahwa sebenarnya kita sedang tidak baik-baik saja
Menuju puncak yang tak terkira 

Drama berbingkai datang silih berganti
Mewarnai bumi pertiwi ...

*****

Kota Malang, Agustus di hari ketiga, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun