"Why not, Bro? Bukankah 'Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya'? Dan, itu amanah UUD 1945 yang terdapat di dalam Batang Tubuh, lho? Silakan dichek di Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945! Lagian, ini kan sebuah wacana dan wawasan dari hasil kerja analitika dan tiada paksaan, apalagi mengarah kepada hal yang destruktif? Begitu ya, Bro?" Jawab si Jhon tegas, lugas dan simpel.
"Ya, iya laah ... Wong, ini hanyalah membuka wawasan demi pencerahan manakala terjadi kemandekan dan kebuntuan sosial-budaya bangsa di negeri ini, dimana soal keadilan dan kemakmuran bagi keseluruhan tanpa kecuali, koq tak kunjung pucuk dicinta ulam tiba? Kan, begitu ya, Bro?" Timpal si Paneri bernada retoris.
Sang arif bijaksana pernah berujar pada suatu ketika
Bila engkau mengharap lisan kebenaran tanpa syak wasangka
Maka budayakanlah pada ungkapan yang engkau akan merasakan hikmahnya
Yakni, lihatlah apa yang dibicarakan, jangan melihat siapa yang bicara
Dan, katakanlah terus terang walau itu pahit sekalipun
Begitulah ungkapannya ....Â
*****
Kota Malang, Juli di hari kedua puluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.    Â