Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anomali atau Ciut Nyali?

28 Februari 2024   10:47 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:54 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.gurusiana.id/read/stmuanifah/article/nginem-4502694

Dunia ...
Kian menggejala, kian mengarah
Pada kekacauan, pada ketidakpatutan
Di seluruh sendi kehidupan tanpa ruang tersisa
Krisis multidimensi nampak bakal tak terhindarkan

Mengapa?

Sebab,  manusia 'tlah lalai kepada Tuhannya
Sang Pencipta Segala yang seharusnya dihamba

Mengapa terjadi krisis yang disulut oleh urusan perut?

Keserakahan membabi buta demi hegemoni
Adalah jawabnya
Dominasi kekuasaan tak terkendali
Mencengkeram setiap negeri
Berhulu berpijak pentaskan lakon yang mengharu biru

Hukum berkeadilan hanya nyanyian retorika
Dalam rangkaian kata tak bermakna
Bergaung dari ruang gulita tak berpelita

Krisis lantaran bawah perut pun menyeruak berasak-asak
Pencabulan tak lagi kenal adab yang kian biadab
Rasuah predatori menjadi-jadi, akut menuju bangkrut
Marak berarak satu demi satu jadi beribu-ribu

Hukum berkeadilan indah diucap, senyap di realita
Sebab, sang penegak 'tlah sempoyongan
Terbius dan mabuk opium, candu, marijuana kebiadaban
Mengubur dalam-dalam pikiran sikap arif bijaksana

Menjelmalah lelaku angkara murka bermahkota durjana
Bertopeng dan berjubah laksana sang cendekia aulia
Memadu palsu selalu

Jikalau sudah begitu, kemanakah bahtera ini hendak melaju?
Menuju pulau emaskah?
Atau hanya sekedar mimpi tak terbeli?

Sungguh tak disadari, betapa manusia 'tlah lepas diri
Dari kepatuhan pada ketentuan Sang Penentu sejarah
Berlaku timpang, menepis kikis lelaku seimbang ...

*****

Kota Malang, Februari di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Empat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun