Dan, menjalankannya pula
Agar tak mengambang sawang belaka
Bila telah diselami dan dipahami
Krisis hanyalah akibat
Di kala keseimbangan telah terkoyak-koyak
Tercabik-cabik hingga memuncak, meledak
Mewujudlah ketimpangan membabi buta tiada tara
Di seluruh sendi hidup dalam kehidupan
Keserakahan adalah pemicu
Tumbuh dan berkembang merongrong jasad diri
Keseimbangan pun tak terjaga tak terpelihara
Jadilah sakit, penyakit
Merambah merasuki tubuh, melenggang ke alam pikiran
Pribadi yang sakit bergumul dengan lainnya
Bersekongkol menjelma sebagai entitas
Utuh merupa mendigdaya laksana raksasa
Yang hendak mengalahkan maunya Sang Maha Kuasa
Masih tak sadarkah wahai manusia
Saat urusan perut mulai menyusut
Melambung tinggi nyaris tak terbeli?
Itulah awal bencana!
Gerbang awal menuju malapetaka
Yang tak seorangpun kuasa menghadangnya
Jikalau telah tiba saatnya, tunggu saja
Biarkanlah bencana yang akan menjelaskannya
Lantas?
Bersiaplah dan siapkanlah segalanya
Dalam menghadapinya!
Dengan apa?
Menata kembali menuju keseimbangan hidup
Sebagaimana awal mula alam semesta dicipta
Penuh dengan keseimbangan yang sempurna
Bila tak ingin tergilas oleh dahsyatnya bencana
Bertaubat dan bersyukurlah sebelum tiupan sangkakala bergema membahana ...
*****
Kota Malang, Februari di hari kedua puluh tujuh, Dua ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H