Tuhan sangat menjunjung tinggi keseimbangan, Tuhan sangat berpihak pada keseimbangan, dan eksistensi Tuhan tergambar dari maha karya ciptaan-Nya yang maha seimbang, juga ajaran Tuhan yang berisi nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan keseimbangan.
Coba kita lihat bagaimana maha karya ciptaan Tuhan yang sangat seimbang. Mulai dari semesta angkasa yang maha luas, dirancang bangun dengan sistem yang maha seimbang dan canggih, termasuk tata surya di dalamnya. Rangcangan gerak matahari dengan benda-benda langit yang mengitarinya sangat teratur dan seimbang, sehingga tidak terjadi benturan antara yang satu dengan yang lainnya.
Bumi yang menjadi bagian dari tata surya juga berposisi sangat seimbang terhadap matahari. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, sehigga menjadikan suhu di bumi sangat ideal bagi kehidupan, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Mahluk hidup-mahluk hidup yang tumbuh di bumi diciptakan dengan sistem anatomi yang sangat seimbang, menyesuaikan dengan habitat masing-masing. Yang hidup di air dibekali insang dan sirip untuk berenang, yang terbang di udara dibekali sayap dan kantung udara, yang di darat dibekali kaki dan tangan, dan antar mahluk hidup terjadi saling memangsa membentuk Rantai Makanan yang seimbang dalam satu lingkungan yang disebut dengan ekosisitem. Begitu canggihnya, teraturnya, detil, rancangan keseimbangan Sang Maha Pencipta sampai dengan hal-hal yang sekecil-kecilnya tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.
Kepada manusia, Tuhan mengaruniakan kelebihan akal pikiran atau kecerdasan dibandingkan dengan mahluk lidup lainnya, dengan harapan agar manusia mampu mengemban amanah guna mengelola bumi dan seisinya.
Sudah sepatutnyalah manusia mensyukuri karunia Tuhan yang sangat luar biasa dan berposisi sebagai hamba yang patuh terhadap kehendak Tuhan. Dan, tugas manusia sebagai hamba Tuhan sangatlah jelas, yakni mengelola bumi dan seisinya untuk kemakmuran bersama tanpa merusak bangunan keseimbangan alam. Menjalankan ajaran kehidupan seimbang terhadap diri, keluarga, dan masyarakat. Ajaran yang berisi nilai-nilai kehidupan seimbang itulah yang melandasi pengertian sila-sila berikutnya dari Pancasila.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Merupakan sifat yang melandasi hubungan antar manusia dengan prinsip keseimbangan yang menjelma dalam budaya dan peradabannya. Bila benar-benar diimplementasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seharusnya tidak akan terjadi ketimpangan sosial-ekonomi yang cukup dalam. Tidak akan terjadi perlakukan hukum yang tidak adil, tidak akan terjadi kerusakan alam yang sangat masif, dan tidak akan terjadi berbagai ketimpangan atau kerusakan keseimbangan lainnya.
Jadi, bagaimana pemahaman terhadap sila kedua yang benar?
Tuhan mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan keseimbangan, yakni nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai tersebut antara lain: saling membantu dalam kebaikan, saling menghargai, saling menyayangi, tidak merugikan pihak lain, tidak menindas sesama, tidak merusak alam, rajin, profesional, dan lain sebagainya. Nilai-nilai kebajikan universal ini senilai dengan "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Selanjutnya, nilai-nlai kebajikan harus diimplementasikan menjadi aturan hukum yang mengikat agar menjadi budaya atau tradisi positif bagi setiap perilaku Warga Negara. Karena proses pembiasaan atas suatu nilai selalu diawali dengan menjadikannya sebagai aturan yang mengikat. Dengan terciptanya budaya kehidupan positif, baik budaya dalam menata kehidupan pribadi yang seimbang, budaya dalam membangun rumah tangga yang seimbang, budaya dalam berinteraksi sosial secara seimbang, dan budaya dalam memperlakukan lingkungan tanpa merusak keseimbangannya, maka sama dengan mewujudkan sikap yang penuh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia