[caption id="attachment_193655" align="aligncenter" width="509" caption="ilustrasi mitos, sumber gambar:http://mcwillibarcelonista.blogspot.com"][/caption] Dalam kehidupan keseharian sejak masih kanak-kanak dulu, memasuki masa lajang dulu hingga setelah berkeluarga, banyak sekali mitos-mitos di masyarakat yang saya dengar sendiri. Entah itu dari teman dekat, keluarga dekat, orang tua, mertua, tetangga, bahkan kenalan. Apa sih mitos itu? Menurut wikipedia, "Mitos (bahasa Yunani: μῦθος– mythos) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas." Apa sajakah mitos-mitos itu? Berikut ini mitos-mitos yang hingga hari ini masih sangat dipercaya dan pantang untuk dilanggar. "Barang Siapa yang melanggar, maka tunggu saja pembalasannya atau hukum karmanya," kira-kira demikian "ancaman" dari penyampai mitos. Waduh...Nabi saja tidak pernah mengancam begitu ya. Oke, ini dia mitos-mitos yang masih terpelihara di masyarakat hingga saat ini:
- Dilarang menyapu di malam hari
- Dilarang potong kuku di malam hari
- Dilarang membeli paku di malam hari
- Dilarang membeli jarum di malam hari
- Jika istri sedang hamil, suami dilarang bercukur (jadi harus gondrong ya?)
- Kalau makan harus sampai habis, jika tidak habis, nanti ayamnya bisa mati
- Dilarang mengumpat di pantai/laut, bisa mendatangkan bencana ombak besar.
- Dilarang duduk di atas bantal, nanti bisa sakit bisul pantat
- Dilarang bertukar pakaian/sarung antara suami-istri
- Jika anda sering makan di rumah calon istri, maka anda tidak akan berjodoh
- Jika anda membunuh kucing, maka tidak lama anda akan sakit
- Jika anda memiliki kucing 3 warna dan berjenis kelamin laki-laki, anda bisa kaya
- Angka 13 itu angka pembawa sial, jadi hindarilah
- Dilarang bepergian jauh-jauh pada hari Selasa, biasanya membawa bencana
- Jangan menanam pohon sabo (sawo) di depan rumah, biasanya mendatangkan penyakit dan disenangi makhluk halus. Perihal ini sudah ada 3 orang yang melarang saya karena melihat saya menanam pohon sawo di depan rumah. Termasuk ada seorang keturunan Arab yang percaya akan hal ini.
- dll
Lima belas mitos di atas hanyalah sebagian kecil yang bisa saya rekam. Mungkin para pembaca juga mendengar mitos yang banyak di daerahnya masing-masing. Mitos-mitos itu masih sangat kuat dipercaya oleh masyarakat, sekalipun kita hidup sudah di zaman modern yang serba online, serba facebook, serba twitter, serba canggih, serba digital, dan serba logis. Memang hampir setiap daerah dan setiap negara memiliki mitos-mitos sendiri. Mitos itu mayoritas muncul pada zaman Yunani Kuno dan dipercaya hingga sekarang. Biasanya mitos ini berkembang turun-temurun saling sambung-menyambung antar generasi. Mitos lebih banyak melalui bahasa lisan namun begitu kuat dipercaya. Karena biasanya si penyampai mitos menyebut seorang tokoh yang begitu terkenal dan sakral. Jadi, tanpa berfikir panjang, hampir seluruh mitos dipercaya begitu saja dan tidak ada yang berani melanggar. Apakah anda percaya atau tidak dengan mitos itu? Coba anda buktikan!
Coba anda lakukan salah satu dari mitos di atas, misalnya: pada malam hari, anda pergi ke toko untuk beli jarum jahit atau besi paku. Saya yakin, pemilik toko tidak mau melayani anda. Percaya atau tidak, banyak teman yang menceritakan perihal pengalaman ditolak saat membeli barang-barang itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H