Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Gaptek, No Way!

13 Mei 2012   13:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:21 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_187985" align="aligncenter" width="561" caption="Profile Guru Hebat (sumber: www.kickandy.com"][/caption] Judul tulisan ini saya ambil dari judul atau tema acara Kick Andy yang disiarkan ulang hari ini. Acara ini termasuk acara favorit saya di Metro TV. Karena acara ini banyak memberikan inspirasi dan motivasi dalam kehidupan yang sering "di luar nalar manusia" atau tidak lazim menurut orang awam (beyond of mind). Di tengah kemajuan dunia teknologi dan komunikasi saat ini, memang tidak seharusnya seorang guru gagap teknologi (Gaptek). Namun dari tiga juta guru yang tersebar di Indonesia saat ini, mungkin hanya 20% saja yang benar-benar menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi. Padahal sejatinya juga sudah ada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru yang jelas-jelas mengamanahkan seorang guru agar mampu menggunakan Teknologi Informasi (TI) dalam proses pembelajarannya. Ya, sore tadi saya saya terpukau menonton acara Kick Andy yang menampilkan profile 4 orang guru hebat dan berprestasi. Mereka ini dipilih karena sukses membuat karya program komputer dan memenangi lomba pembuatan media pembelajaran. Keempatnya antara lain:

  1. Joko Triyono misalnya. Guru SMA Negeri 1 Prembun, Kebumen, Jawa Tengah, menciptakan software atau piranti lunak berupa musik gamelan
  2. Heru Suseno. Guru SMA Negeri II Madiun, Jawa Timur, menciptakan animasi virtual tentang ilmu fisika.
  3. Nura Uma Anissa. Guru Taman Kanak-Kanak Islam Al Azhar 22, menciptakan alat peraga berupa Animasi Mari Mengenal Indonesia.
  4. Estu Pitarto. Guru SD Islam Al Azhar 14 Semarang, Jawa Tengah, menciptakan software animasi yang mengangkat kebudayaan Jawa yang diberi judul ”Ayo, Sinau Aksara Jawa” atau Ayo, Belajar Huruf Jawa.

Saya sebenarnya lupa kalau ada siaran ulangnya minggu sore tadi. Saya terkejut, karena saat saya aktifkan channel Metro TV, yang tampil langsung adalah wajah seorang guru muda berpenampilan rapi bernama Heru Suseno. Nama ini tentu saja tidak asing lagi buat saya, karena beliau ini adalah adik kelas saya saat kuliah dulu di Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Saya mengenalnya sebagai adik kelas yang pintar, rajin, dan disiplin. Tetapi sejak kami sama-sama lulus 12 tahun lalu, praktis saya tidak pernah bertemu lagi. Kecuali, saya sering berkunjung ke blog pribadinya di http://herususeno.wordpress.com Sosok Heru Suseno ini sering mendapat medali emas pada ajang Lomba Pembuatan Media Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Depdiknas. Bahkan software berbasis Flash yang dibuatnya pun sudah beredar ke sekolah-sekolah SMA di seluruh Indonesia. Kita juga bisa mendownload secara gratis program yang dibuatnya melalui blog pribadinya itu. [caption id="attachment_187986" align="aligncenter" width="576" caption="Guru Gaptek, No Way! (Sumber: www.kickandy.com)"]

13369144141523628819
13369144141523628819
[/caption] Guru-guru yang ditampilkan Kick Andy itu termasuk sebagian kecil guru di Indonesia yang mengerti Teknologi Komputer dan mengaplikasikan program yang dibuat dan dilombakan itu ke dalam kelas saat pembelajaran. Sudah saatnya kemajuan teknologi ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya oleh guru-guru di Indonesia. Termasuk saya tentunya, karena mungkin termasuk golongan guru yang gaptek. Selain keempat guru yang "gak gaptek" yang ditayangkan di acara kick andy itu, sebenarnya ada beberapa orang guru yang saya kenal juga berprestasi. Tetapi sayangnya kok tidak turut diundang oleh Produser Kick Andy. Mereka ini pun tidak kalah hebatnya, karena mereka sudah berprestasi membuat program animasi pembelajaran, membuat PTK, menulis buku, dan bahkan sudah menjadi pembicara atau nara sumber dalam berbagai even berkaitan dengan peningkatan SDM guru. Mereka ini diantaranya: Herfen Suryati dari SMA YPK Bontang-kaltim, Johan Wahyudi dari SMP Sragen, Wijaya Kusumah dari SMP Labschool Jakarta. Beliau-beliau ini sangat aktif menulis di Kompasiana, memberikan pelatihan menulis, dan menjadi pembicara di berbagai seminar. Indonesia sangat membutuhkan "guru-guru model" seperti mereka-mereka itu. Mereka pun telah memposisikan diri mereka sebagai truly teacher, guru yang sebenar-benarnya guru. Karena mereka telah bisa mengajar, mendidik, menulis, dan meneliti. Sementara di satu sisi, masih sangat banyak guru yang sekalipun sudah menyandang predikat "Guru Profesional" masih saja gagap teknologi. Tentu ini menjadi PR berat pak Mendikbud, Muhammad Nuh. Karena di tangan cerdas para guru Profesional inilah kemajuan Indonesia bisa diraih. Negara yang maju adalah negara yang memprioritaskan pendidikan dan menghargai para gurunya. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sangat diharapkan menjadi payung hukum yang menaungi dan menjadi garansi terhadap masa depan guru di Indonesia. Harapan dari penulis, semoga penulis sendiri dan guru-guru lainnya di Indonesia bisa mengikuti jejak guru-guru hebat dan berprestasi di atas. Menjadi guru yang "gak gaptek". Guru Gaptek, No Way! Salam Blogger Lombok Mr. Q www.subkioke.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun