Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Putri Cantik Itu Menjelma Menjadi Cacing Laut

15 Februari 2012   02:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:38 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Legenda Sang Putri Dahulu kala terkisahkan, seorang putri raja nan cantik bernama Putri Mandalika menjadi rebutan para pangeran. Ia adalah putri dari seorang raja yang pernah memerintah negeri Pulau Lombok nan elok. Wajahnya yang elok, tubuhnya yang ramping, dan perangainya yang baik membuat para pengeran dari berbagai negeri berkeinginan untuk memperistrinya. Setiap pangeran yang datang melamar, ia tak pernah menolaknya. Namun, antara pangeran yang satu dan pangeran lainnya keberatan jika sang putri diperistri oleh banyak pangeran. Hal inilah yang dikhawatirkan Putri Mandalika menjadi pemicu terjadinya perang saudara antar pangeran. Sang putri gelisah dan selalu termenung memikirkan cara mencegah pertumpahan darah.

13292732021200662069
13292732021200662069
Agar tak terjadi perang, Putri Mandalika pun menyerahkan cintanya untuk seluruh pangeran dan rakyatnya. Melalui sebuah peristiwa alam, yang ditandai dengan angin besar, suara gemuruh dan hujan deras, di saat bulan purnama (tanggal 20 bulan 10 menurut Kalender Sasak Lombok), sang putri menyeburkan dirinya ke laut. Tidak seorang pun dapat menemukan sang putri. Sebaliknya, yang muncul adalah nyale, sejenis cacing laut yang muncul dari bebatuan di pagi harinya. Dipercaya oleh masyarakat Suku Sasak Lombok jika nyale yang warnanya sangat indah merupakan jelmaan Putri Mandalika. Berdasarkan legenda itulah, akhirnya kini setiap tahunnya masyarakat Lombok menggelar pesta bau nyale. Jumlah cacing yang diperoleh dianggap tanda baik dan buruk nasib dan rejeki seseorang. Hasil tangkapan nyale ini dapat dinikmati masyarakat.
1329273272629713541
1329273272629713541
Tahun ini, tradisi bau nyale dilaksanakan pada Minggu, 12 Februari 2012 malam hingga Senin Pagi saat Nyale muncul dari karang-karang laut. Dalam menyambut pesta bau nyale, selama sepekan masyarakat Lombok mengadakan berbagai pesta budaya. Berbagai ritual dan acara budaya digelar di daerah Pantai Seger Kuta. Dan untuk tahun ini, penyelenggaraan bau nyale dihelat bersama wisata sepeda bersama sejumlah artis Ibu Kota, seperti Dwiki Dharmawan, Ita Purnamasari, Firman 'Idol', Endita, dan sederet artis lainnya (www.okezone.com) Apa itu Nyale? Ta
13292733431926011919
13292733431926011919
hukah Anda apa yang mereka cari saat pesta mbau Nyale ? Cacing! Adalah Nyale, cacing berwarna-warni yang konon merupakan jelmaan rambut Putri Mandalika. Cacing-cacing yang bersembunyi di sela-sela karang ini, keluar mulai tengah malam menjelang pagi. Sehingga tak ayal, sebagian pengunjung yang punya niat kuat mencari Nyale sudah datang sejak malam hari sebelumnya. Sampai-sampai banyak Turis Mancanegara belai-belain diri ke tempat ini. Anehnya, ketika matahari mulai terbit, Nyale pun lenyap tak bersisa, seperti tak pernah ada. Inilah yang menambah keyakinan rakyat bahwa nyale (cacing laut itu) adalah Putri Mandalika. Para pengunjung naik ke bibir pantai dan meninggalkan lokasi untuk kembali pulang ke rumah. Tak hanya orang tua, anak kecil juga ikut meramaikan puncak acara ini. Ribuan pengunjung yang telah memadati area Pantai Seger (di Lombok Tengah) dan Pantai Kaliantan (di Lombok Timur) berhamburan dan memadati seluruh badan jalan.
1329273394975539331
1329273394975539331
Sumber: www.images.google.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun