Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Senyummu Mengobati Lukaku

31 Januari 2012   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya ikut antri membuka rekening di BPD NTB Cabang Selong Lombok Timur. Tepat pukul 08.30 saya membuka pintu Bank dan langsung disambut oleh pak Satpam. "Selamat pagi Pak?, ada yang bisa saya bantu?" sapanya. "Selamat pagi juga. Saya mau buka rekening pak" ujar saya. Sekalipun saya agak pagi datangnya, ternyata ada teman dari pelosok Lombok Selatan yang sudah datang sejak pukul 07.00 karena sudah membayangkan harus antri seperti biasanya di Bank. Lama menunggu lantas berbunyi speaker dan tertulis di layar monitor komputer: "Nomor 4... 5....6...... ........." Padahal nomor antrian saya nomor 23. Waduh kapan giliran saya ya? Perasaan sudah mulai tak sabar. Saya lihat jarum jam menunjukkan pukul 11.00, berarti saya antri sudah 2,5 jam. Rasa bosan antri sudah menerpa. Dua orang teman yang antri di sebelah saya hampir bertengkar dengan pak Satpam, gara-gara dia terlompat nomor antriannya. Nomor antriannya 3 harus dibatalkan karena dia baru datang dari beli map. Padahal dia sudah dipanggil berkali-kali. Teman ini pun marah dalam hati dan mengatakan "Bank ini tidak memuaskan, pelayanannya jelek". Ya wajar saja, sudah antri 3 jam tiba-tiba nomornya ditukar menjadi nomor 31 oleh Pak Satpam atas perintah dari mbak CS. Itu artinya dia akan dapat giliran sehabis zhuhur (sekitar jam 14.00). Saya pun juga bisa membaca ketidakpuasan pelanggan di Bank ini. Nasabah dan calon nasabah cukup banyak sementara karyawan di bagian "Customer Service" hanya ada 2 orang. Seharusnya Bank-bank daerah yang mulai menggeliat maju (semenjak otonomi daerah) bisa semakin profesional melayani nasabah. Jangan sampai ketus melayani pelanggan akan berakibat fatal buat kelangsungan Bank itu sendiri. Bukankah di mana-mana bank atau jenis jasa lainnya akan selalu menomorwahidkan pelanggannya?. Pelanggan seperti raja. Lihat saja bagaimana Pramugari nan cantik di atas pesawat terbang selalu menebar senyum semenjak kita memasuki pintu masuk hingga kita turun dari pesawat. Tapi untunglah ada mbak Mimie yang manis dan ramah. "Nomor 23....". Saya lantas maju dan mbak Mimie menyodorkan tangannya untuk bersalaman layaknya sudah kenal saja sama saya (he he). Saya pun menyodorkan berkas. "Pak Subki ya? Silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu?". Senyum manisnya mbak mimie menghilangkan rasa penat selama 4 jam antri di Bank yang mulai ramai didatangi oleh nasabah, khususnya para guru penerima Tunjangan Profesi. Apalagi dengan senyuman manis dan wajah ramah "mbak Utami" sang Teller yang memang cantik built in itu. Mbak Mimie dan mbak Utami sudah menjalankan tugas keprofesiannya dengan baik. Bukan saja kecantikan fisik seorang pegawai Bank, tetapi senyumnya saja sudah bisa mengobati kedongkolan hati nasabahnya. Satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil di sini -terutama para karyawan atau staf yang bekerja di bidang jasa, seperti pegawai Bank atau Guru- adalah melayani pelanggan (customer) atau murid haruslah diutamakan agar terjadi kepuasan di kedua belah pihak. Sebagai guru, kita harus memberikan pelayanan prima terhadap murid kita layaknya pegawai bank yang menjalankan motto banknya "memberikan pelayanan secara prima". Bagi pihak bank NTB, tingkatkan pelayanan konsumen agar tetap disukai pelanggan. Jalankan Visi anda "Amanah, anda yang utama". Jangan sampai karena nasabah jadi dongkol karena ketidakramahan salah seorang CS atau satpam anda, maka bank anda akan dicap "Bank Tidak Baik Pelayanannya". Bagi seorang guru, senyum, sapa, dan salam guru kepada muridnya bisa menambah kepercayaan diri siswa dan membuat siswa senang kepadanya. Maka....Senyumlah, lihat apa yang terjadi. Salam Kompasiana Mr Q www.subkioke.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun