Dalam mewujudkan hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan pendidik yang berperan sebagai  coach adalah dengan mengupayakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid adalah pembelajaran berdiferensiasi dan KSE.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran berdiferensiasi dan KSE berupaya untuk menyajikan pembelajaran berdasarkan hasil pemetaan dari kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Pemetaan dapat dilakukan melalui proses coaching sehingga kekuatan kodrat (potensi) murid dapat digali dan dikembangkan. Proses ini menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.
Coaching merupakan komunikasi yang memberdayakan
Karena coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan efektif antara coach dengan choachee (klien) dalam upaya membantu dan mengembangkan potensi yang dimilki coachee dalam mencari atau menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi, maka kemampuan komunikasi menjadi kunci dalam melaksanakan proses coaching karena proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, sehingga guru hendaknya memiliki keterampilan coaching terutama keterampilan dalam berkomunikasi.
Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coach diantaranya adalah :
- keterampilan membangun dasar proses coaching
- keterampilan membangun hubungan baik
- keterampilan memfasilitasi pembelajaran
Empat keterampilan dasar seorang coach ini merupakan rukun yang wajib dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. Karena peran guru sebagai coach ini dapat membantu  sekolah untuk menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H