Mohon tunggu...
Subki
Subki Mohon Tunggu... Guru - Belajar itu keren

Tendik di SD Negeri 4 Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Coaching

21 November 2021   21:50 Diperbarui: 21 November 2021   21:58 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

COACHING

Pengertian 

Sebelum memahami apa peran coach di sekolah dan keterkaitannya dengan bagiamana memenuhi kebutuhan belajar murid , mari secara seksama kita pahami terlebih dahulu pengertian dari coaching itu sendiri.

Para ahli mendefinisikan coaching sebagai berikut :

  • Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)
  • Kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)

Selain dari definisi-definisi yang disampaikan oleh para pakar tersebut di atas, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:

“ bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

Dari definisi tersebut, Pramudianto (2020) menyampaikan tiga makna dari coaching yaitu :

  • Kemitraan. Hubungan coach dan coachee adalah hubungan kemitraan yang setara.
  • Memberdayakan. Proses inilah yang membedakan coaching dengan proses lainnya.
  • Optimalisasi. Selain menemukan jawaban sendiri, seorang coach akan berupaya memastikan jawaban yang didapat oleh coachee diterapkan dalam aksi nyata sehingga potensi coachee berkembang.

Dari makna yang terkandung pada coaching yang disampaikan oleh Pramudianto tersebut, maka timbul sebuah pertanyaan, “ Apakah coaching ini bisa diterapkan dalam dunia pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah, seperti guru dan murid?” bisakah guru berperan sebagai coach dan murid sebagai coachee? Mari kita simak uraian berikut.

Coaching dalam konteks sekolah

Menurut Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan itu adalah ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Sehingga peran pendidik sebagai seorang coach adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. 

Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan, pendidik hanya berperan sebagai sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ tentunya melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak dapat digali dan muncul dari dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun