Mohon tunggu...
Sub Kelompok 9
Sub Kelompok 9 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Untag Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Untag Surabaya Memberikan Arahan Terkait Kemasan dan Uji Lab pada Sabun Cuci Berbahan Minyak Jelantah

15 Juni 2024   20:18 Diperbarui: 4 Juli 2024   22:13 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok KKN NR3 Sub Kelompok 9 Bersama Dengan Mitra (Ibu Rina Ketua RT 02 RW 02 Medokan Semampir)

Kelompok KKN NR3 Sub Kelompok 9 Bersama Dengan Mitra (Ibu Rina Ketua RT 02 RW 02 Medokan Semampir)
Kelompok KKN NR3 Sub Kelompok 9 Bersama Dengan Mitra (Ibu Rina Ketua RT 02 RW 02 Medokan Semampir)
Penulis: Nurusyifa Amelia, Anya Nabilla, Moh. Nur Bachtiar


Pada kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di RW. 02 Medokan Semampir Kota Surabaya, mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memiliki ide dan gagasan untuk membantu membantu mengembangkan perekonomian masyarakat setempat, terutama pada UMKM sabun cuci berbahan minyak jelantah yang diproduksi Ketua RT. 02 RW. 02 Medokan Semampir Surabaya beserta ibu-ibu setempat.  Pada kesempatan kali ini, terdapat permasalahan yaitu belum adanya pengujian laboratorium beserta kemasan dan logo sabun cuci tersebut untuk dipasarkan secara luas sehingga menarik minat masyarakat.
RW. 02 Medokan Semampir Surabaya mempunyai pertumbuhan perkembangan usaha kuliner seperti catering maupun UMKM makanan lainnya yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun juga menimbulkan dampak negatif dari sisi lingkungan. Dampak negatif dari banyaknya usaha makanan ini adalah volume limbah minyak goreng bekas (jelantah) yang tinggi. Ini terjadi karena masyarakat membuang minyak jelantah begitu saja. Limbah minyak jelantah apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadikan lingkungan kotor dan dapat mencemari air serta tanah.

Pembuangan limbah minyak goreng bekas secara terus menerus tidak berwawasan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kelangsungan kehidupan manusia. Minyak goreng bekas yang terserap ke tanah akan mencemari tanah sehingga tanah menjadi tidak subur. Selain itu, limbah minyak goreng yang dibuang ke lingkungan juga mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih. Akan tetapi karena kurangnya pengetahuan mengenai dampak terhadap lingkungan, masih banyak masyarakat umum maupun pedagang kuliner yang membuang limbah minyak goreng begitu.

Untuk itu, perlu inovasi dalam pengelolaan minyak jelantah sehingga limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan. Ketua RT. 02 RW. 02 Medokan Semampir Surabaya dengan ibu-ibu setempat secara mandiri sudah sangat terampil mengelola minyak jelantah menjadi sabun cuci baju. Masyarakat juga sudah mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun.

Namun dengan pengolahan minyak jelantah yang telah dilakukan, masyarakat RT. 02 RW. 02 Medokan Semampir Surabaya belum berani memasarkan atau menjualnya secara luas dikarenakan takut jika sabun tersebut berbahaya karena bahan sabun menggunakan limbah. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk melakukan pengujian laboratorium pada sabun cuci tersebut dan membuat desain packaging dan logo guna dapat menarik perhatian masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun