Mohon tunggu...
Subkel 2 TTG R16
Subkel 2 TTG R16 Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Limbah Oli Bekas: Inovasi Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya untuk Mendukung Keberlanjutan UMKM Desa Warugunung

19 Januari 2025   22:13 Diperbarui: 19 Januari 2025   22:13 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Kompor Oli Bekas pada UMKM Tempe Mendoan Dusun Wonokerto Desa Warugunung (Sumber: Dokumentasi Pribadi))

              Pemanfaatan limbah oli bekas sebagai bahan bakar alternatif merupakan inovasi yang patut diapresiasi, terutama dalam mendukung keberlanjutan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Langkah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN R16 sub kelompok 2 Universitas 17 Agustus 1945 menunjukkan bahwa teknologi tepat guna dapat menjadi solusi untuk mengurangi biaya produksi, sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan. Limbah oli bekas, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah tidak berguna, kini memiliki nilai ekonomis tinggi ketika diolah menjadi bahan bakar alternatif yang efisien.

               Keberhasilan teknologi ini sangat relevan bagi pelaku UMKM, seperti Bapak Alawi, yang sebelumnya menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama. Dengan mengganti kayu bakar dengan oli bekas, pengusaha kecil tidak hanya mampu menghemat biaya produksi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang tidak berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi ini menunjukkan bahwa inovasi yang sederhana namun tepat sasaran dapat memberikan dampak besar pada efisiensi usaha mikro.

               Dari sudut pandang lingkungan, teknologi ini menjadi solusi yang ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah oli bekas. Oli bekas, yang biasanya mencemari lingkungan karena sulit terurai, kini memiliki fungsi baru yang bermanfaat. Hal ini juga membantu masyarakat dalam mengurangi dampak negatif limbah oli terhadap tanah dan air. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomis, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian lingkungan yang sangat penting untuk masa depan.

               Meski demikian, ada tantangan yang perlu diperhatikan dalam penerapan teknologi ini secara luas. Penggunaan oli bekas sebagai bahan bakar harus disertai dengan pelatihan dan panduan keamanan agar tidak menimbulkan risiko bagi pengguna. Oli bekas mengandung bahan kimia yang dapat berbahaya jika diolah atau digunakan secara tidak tepat. Oleh karena itu, keberlanjutan teknologi ini memerlukan dukungan berupa edukasi, monitoring, dan pendampingan agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal tanpa menimbulkan efek negatif.

                Secara keseluruhan, teknologi tepat guna ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan solusi yang efektif untuk permasalahan kompleks di tingkat masyarakat. Pemanfaatan limbah oli bekas ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak untuk mengembangkan teknologi serupa yang tidak hanya hemat biaya, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas. Dengan dukungan yang tepat, teknologi ini memiliki potensi besar untuk diadopsi secara lebih luas dan memberikan dampak yang lebih signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun