Mohon tunggu...
Subhan Yulianto
Subhan Yulianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Sang Jurnalis Madrasah di Hutan Sungai Mahakam

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dimana kita di SK-kan, disanalah kita menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita. di Bumi Etam Muara Ancalong merupakan tempat saya di SK-kan untuk mengelola administrasi MTs Negeri Kutai Timur, sekaligus Jurnalis Madrasah dibawah naunagan Humas http://kaltim.kemenag.go.id . Pahit nggak pahit, mau nggak mau mesti HARUS dijalani demi Negara Indonesia tercinta. Saat kepenatan atas terkurungnnya saya, Istri dan anak saya di engah hutan belantara, 8 jam menuju Ibu kota Kaltim, Samarinda. 12 Jam ke Sangatta sebagai Ibu Kota Kutai Timur. belum lagi sakit saya batuk-batuk hingga berdarah; jauh dari Rumah Sakit, serta belum adanya tanda-tanda saya mutasi ke Kota, menjadikan diri ini semakin sempit dan pasrah terhadap keadaan. belum lagi masalah pendidikan anak saya. Saya ingin sekali menyekolahkan ke Kota, namun apa daya sangat jauh dari pantauan Orang Tua. Sempat saya katakan: "Bersabarlah nak.. walau kamu siswi terbaik pertama pada UNBK tahun 2019 se MTsN Kutim, amun kamu harus tahu kondisi abah.. Semoga pada saatnya kamu bisa melanjutkan Kuliah di tempat yang paling baik, sesuai dengan keinginan hatimu nak.." Diiringi dengan niat baik untuk mengubah kondisi tersebut, dengan berbagi pengalaman saya selama ini di tengah hutan, serta menimba ilmu dari senior, maka dari itulah saya bergabung dengan kompasiana. Semoga dengan secarik kertas digital ini dapat membantu teman-teman, Terimakasih..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MTsN Kutai Timur Berlakukan Aplikasi Raport Digital

4 September 2019   09:37 Diperbarui: 4 September 2019   09:37 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muara Ancalong, (Madrasah). Semua Wali Kelas MTsN Kutai Timur telah melakukan kegiatan input data siswanya melalui Aplikasi Rapor Digital (ARD). (04/09).

Anang Miftah, S.Ag. selaku Kepala Madrasah mengatakan bahwa: "Sekarang Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah (KSKK Madrasah) meluncurkan Aplikasi terbaru yaitu Aplikasi Raport Digital yang disingkat menjadi ARD. Aplikasi Raport Digital adalah aplikasi yang mendata nilai raport siswa madarasah. Mulai sekarang, semua madrasah harus memberlakukan Aplikasi Raport Digital, termasuk Madrasah kami, walaupun kami berada di tengah hutan Kalimantan Timur.

Anang menambahkan bahwa ARD adalah aplikasi yang memerlukan template raport, Pertama yang dilakukan wali kelas adalah mengisi data siswa, seperti nama, tanggal lahir dan sebagainya, kemudian data tersebut diupload ke ARD. 

Setelah platform data siswa selesai dikerjakan oleh wali kelas, kemudian guru mata pelajaran mendownload template ARD dan mengisi form nilai yang telah disediakan. Setelah selesai semua kemudian guru mata pelajaran mengupload nilai tersebut, menjadi sebuah raport digital. (Subhan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun