4. Meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan.
Sebab, orang yang memiliki gaya berbicara asertif akan percaya diri dalam mengemukakan
pendapatnya saat ada sesuatu yang harus diungkapkan.
Dengan demikian, ia tidak serta-merta memendamnya, malah justru mengungkapnya dengan tegas dan tenang tanpa harus menyakiti lawan bicaranya. Selain itu, manfaat lainnya dari komunikasi ini adalah mampu mendapatkan hormat dari orang lain. Pasalnya, ia selalu mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan orang lain saat hendak mengungkapkan isi hatinya.
Nah, agar kita semakin tahu apa itu toxic dalam Lingkungan sekitar itu seperti apa? Berikut point – point dari toxic tersebut.
1. Tidak ragu untuk menggunakan kata kasar
Entah itu kamu, atau pasangan mu, atau mungkin kalian berdua sama-sama gak ragu untuk menggunakan kata-kata kasar saat sedang berbicara, maka bisa dibilang ini adalah bentuk komunikasi yang toxic.
Meski pada beberapa momen kalian sebenarnya sedang bercanda, kebiasaan buruk ini bisa aja terbawa saat kalian sedang beradu pendapat. Jangan sampai kata-kata kasar yang terlontar menyebabkan hubungan kalian dipenuhi oleh rasa dendam dan benci.
2. Hanya satu arah dan enggan menjadi pendengar
Komunikasi yang terus menerus terjadi hanya satu arah juga bisa dikategorikan sebagai bentuk komunikasi toxic. Belum lagi jika ditambah dengan kebiasaan salah satu pihak yang enggan jadi pendengar. Tujuan komunikasi sebagai alat bantu untuk mempererat hubungan pun jadi gak tercapai.
3. Sering menyudutkan dan menyalahkan