Mohon tunggu...
SUBHAN AKBAR SAIDI
SUBHAN AKBAR SAIDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis; Jalan menuju kemerdekaan sesungguhnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Buah Pikiran Cak Imin

26 April 2023   04:23 Diperbarui: 27 April 2023   17:57 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar/Net

Hanya saja, hal yang pokok tidak diikut sertakan. Misalnya, negara masih melakukan impor pangan ke negara lain. Inilah masalah yang paling akut di sektor pertanian. Sektor kelautan dan perikanan tak kalah genting. Adanya PP No 85 tahun 2021 ikut mengesampingkan nelayan sebagai komoditas yang memiliki nilai tambah ekonomi. PP ini terlampaui ambisius mengejar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Padahal tidak ada pemaksaan PNBP terhadap kementerian kelautan dan perikanan. Mirisnya, proses pembuatan peraturan ini tidak melibatkan para pelaku ekonomi dan terkesan menguntungkan para perusahaan kakap di sektor perikanan.

Konstruksi Kesejahteraan

Dengan deskripsi dan pijakan semacam itu, situasi sudah sangat mencemaskan. Paling tidak terdapat tiga tahap penting yang perlu di selamatkan. Pertama, investasi sebagian besar harus di arahkan ke sektor primer (pertanian/perikanan) dan sekunder (industri pengelolaan). Kedua, sektor itu dijadikan satu paket sehingga pertumbuhan satu sektor akan memicu pertumbuhan sektor lainnya. Jika ini di lakukan, bukan hanya peneyerapan tenaga kerja yang di dapat, tapi juga nilai tambah. Tentu saja, aspek lingkungan harus di pertimbangkan agar pembangunan itu dapat berkesinambungan. Kedua, investasi harus dijadikan instrumen pemerataan pembangunan (wilayah), dan bukan sebaliknya. Konsekuensinya, lokasi investasi harus disebar ke semua wilayah secara proporsional. Ketiga, penguatan investor domestik harus mulai di rintis. PMA harus ditempatkan sebagai pelengkap bukan sebagai sumber investasi utama. Sekian peta jalan seyogyanya perlu direntangkan untuk memperbesar partisipasi pelaku ekonomi domestik dalam melakukan investasi.

Tentu saja untuk menuju ke arah sana, perlu kebijakan teknis yang sangat banyak dan bakal melalui jalan yang terjal. Negara tidak boleh melihat investasi sebagai deretan angka-angka kuantitatif, misalnya nilai dan jumlah proyek yang disetujui dan direalisasi.

Fokus kepada aspek tersebut terbukti lebih banyak menjebak bangsa ini ketimbang membawah berkah. Seluruh stakeholder perangkat negara perlu membahas soal ini secara serius agar pembangunan nasional bisa di selamatkan. Investasi merupakan hulu ekonomi yang akan menentukan konstruksi hilir kesejahteraan. Jika hulu ekonomi terpusat pada wilayah, sektor, dan pemain tertentu, maka format kesejahteraan juga akan mengerucut ke alamat para pemainpemain tersebut.


Tulisan ini pernah dimuat oleh Tabaos.id Pada 25 April 2023. Berikut link yang dapat di akses 

http://tabaos.id/buah-pikiran-cak-imin-politik-hijau/P

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun