Â
Hakim mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menegakkan keadilan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum. Namun, tugas ini tidak selalu mudah. Hakim seringkali mendapat tekanan  dari berbagai pihak, baik  politik maupun sosial. Situasi ini menimbulkan dilema moral dan mempertanyakan integritasnya. Bagaimana  hakim dapat mengambil keputusan yang adil di bawah tekanan seperti ini?
Tekanan Politik terhadap HakimÂ
Tekanan politik merupakan salah satu tantangan terbesar terhadap independensi peradilan. Dalam beberapa kasus, pihak-pihak yang berkuasa mungkin mencoba mempengaruhi keputusan hakim demi kepentingan mereka. Hal ini dapat terjadi melalui tekanan langsung, seperti lobi politik, atau melalui tekanan tidak langsung, seperti ancaman terhadap kedudukan atau karier hakim.
Ketika hakim menyerah pada tekanan politik, kredibilitas sistem peradilan  dipertanyakan. Independensi yang  menjadi landasan terpenting profesi ini terancam dan berpotensi menimbulkan ketidakadilan bagi para pencari keadilan.
Tekanan Publik terhadap Hakim
Selain tekanan politik, opini publik dan media sosial juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan hakim. Di era digital, kasus-kasus tertentu seringkali menarik perhatian publik sehingga memberikan beban mental yang besar bagi para hakim.
Masyarakat terkadang menginginkan keputusan yang sesuai dengan harapannya, meskipun  bertentangan dengan fakta hukum yang ada. Jika seorang hakim mengeluarkan keputusan yang tidak populer, ia mungkin akan mendapat kritik dan ancaman yang keras. Situasi ini berarti bahwa hakim harus mengambil garis tipis antara memenuhi harapan publik dan memenuhi kewajiban hukumnya.
Dilema Moral Hakim
Dilema moral terjadi ketika seorang hakim harus memilih antara dua pilihan yang sama sulitnya: mengambil keputusan berdasarkan fakta dan hukum, atau mengikuti tekanan eksternal untuk menghindari konflik. Dalam situasi seperti ini, integritas seorang hakim diuji.
Membuat Keputusan Berdasarkan Fakta dan Hukum
Dalam pilihan ini, hakim tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan meskipun keputusan tersebut mungkin menimbulkan kontroversi atau berisiko mendatangkan tekanan besar. Pilihan ini membutuhkan keberanian dan integritas tinggi, karena sering kali akan menuai kritik keras dari pihak-pihak yang merasa dirugikan.