Mohon tunggu...
Rahmat Subhagyo
Rahmat Subhagyo Mohon Tunggu... -

Kuliah di Fakultas Ekonomi Unika Parahyangan, Bandung. Pernah bekerja di dunia advertising sebagai computer graphic designer (gag nyambung), kemudian bekerja diperusahaan penerbitan majalah sebagai penata letak merangkap redaksi dan fotografer. Terakhir masih diperusahaan yang sama bertanggung jawab atas tata letak dan produksi majalah khusus kedokteran (makin jauh aja gag nyambungnya). Kini sedang belajar untuk mandiri dan belajar menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gara-Gara Kompasiana Saya Jadi Tidak Fokus

17 Desember 2009   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pagi saya selalu menikmati 4 macam sarapan.Teh dan nasi atau roti, Kompas Cetak,Kompas.com dan Kompasiana.com. Sudah tentu yang mendapat porsi paling besar adalah Kompasiana. Disini saya bisa mendapat berbagai hal yang menarik untuk menambah wawasan saya.

Namun gara-gara begitu banyak referensi baru yg saya dapatkan timbul beberapa masalah.

1. Saya mencoba menambahkan beberapa hal baru pada tulisan yang sedang saya kerjakan.

2. Merevisi sebagian atau malah keseluruhan tulisan yang sedang saya kerjakan.

3. Tidak menyelesaikan tulisan karena sudah ada tulisan dengan topik yang sama.

4. Bukannya menyelesaikan tulisan yang sedang dikerjakan malah membuat tulisan yang lain gara-gara mendapat ide baru setelah membaca Kompasiana. Cilakanya tulisan yang baru malah bisa lebih cepat selesai.

Inilah akibatnya kalau terlalu asyik berinteraksi di Kompasiana. Mudah-mudah tidak ada rekan Kompasianer yang mengalami hal seperti saya.

Setelah saya renungi saya sadari bahwa ini akibat saya kurang percaya diri sebagai penulis pemula. Karena kurang percaya diri lalu timbul kecenderungan untuk perfeksionis.

Seharusnya saya mengikuti pesan yang selalu terpampang dibekas kotak sepatu saya, Just Do It. Kalau saya selalu berusaha memperbaiki tulisan saya, tulisan tersebut tidak akan pernah selesai. Padahal ada rekan-rekan Kompasianer yang nantinya akan membantu memperbaiki tulisan saya tersebut lewat komentar dan kritikannya.

Kalau ada tulisan yang punya topik sama, kenapa saya harus peduli. Belum tentu tulisan kompasianer yang lain itu punya sudut pandang yang sama dengan tulisan saya.
Kalau punya sudut pandang yang juga sama, paling tidak saya punya gaya penulisan berbeda yang siapa tahu justru lebih menarik atau enak dibaca.
Lha gaya penulisannya juga sama? "Emangnya gue pikirin" paling-paling diberi komentar basi atau paling apes dibuang sama Mas Admin. Yang penting satu tulisan saya terselesaikan.

Jadi kesimpulannya adalah Just Do It ajalah Let Others Make You Perfect.

Pegel juga ini jempol bikin tulisan pake HP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun