Setiap pagi saya selalu menikmati 4 macam sarapan.Teh dan nasi atau roti, Kompas Cetak,Kompas.com dan Kompasiana.com. Sudah tentu yang mendapat porsi paling besar adalah Kompasiana. Disini saya bisa mendapat berbagai hal yang menarik untuk menambah wawasan saya.
Namun gara-gara begitu banyak referensi baru yg saya dapatkan timbul beberapa masalah.
1. Saya mencoba menambahkan beberapa hal baru pada tulisan yang sedang saya kerjakan.
2. Merevisi sebagian atau malah keseluruhan tulisan yang sedang saya kerjakan.
3. Tidak menyelesaikan tulisan karena sudah ada tulisan dengan topik yang sama.
4. Bukannya menyelesaikan tulisan yang sedang dikerjakan malah membuat tulisan yang lain gara-gara mendapat ide baru setelah membaca Kompasiana. Cilakanya tulisan yang baru malah bisa lebih cepat selesai.
Inilah akibatnya kalau terlalu asyik berinteraksi di Kompasiana. Mudah-mudah tidak ada rekan Kompasianer yang mengalami hal seperti saya.
Setelah saya renungi saya sadari bahwa ini akibat saya kurang percaya diri sebagai penulis pemula. Karena kurang percaya diri lalu timbul kecenderungan untuk perfeksionis.
Seharusnya saya mengikuti pesan yang selalu terpampang dibekas kotak sepatu saya, Just Do It. Kalau saya selalu berusaha memperbaiki tulisan saya, tulisan tersebut tidak akan pernah selesai. Padahal ada rekan-rekan Kompasianer yang nantinya akan membantu memperbaiki tulisan saya tersebut lewat komentar dan kritikannya.
Kalau ada tulisan yang punya topik sama, kenapa saya harus peduli. Belum tentu tulisan kompasianer yang lain itu punya sudut pandang yang sama dengan tulisan saya.
Kalau punya sudut pandang yang juga sama, paling tidak saya punya gaya penulisan berbeda yang siapa tahu justru lebih menarik atau enak dibaca.
Lha gaya penulisannya juga sama? "Emangnya gue pikirin" paling-paling diberi komentar basi atau paling apes dibuang sama Mas Admin. Yang penting satu tulisan saya terselesaikan.
Jadi kesimpulannya adalah Just Do It ajalah Let Others Make You Perfect.