Mohon tunggu...
Rahmat Subhagyo
Rahmat Subhagyo Mohon Tunggu... -

Kuliah di Fakultas Ekonomi Unika Parahyangan, Bandung. Pernah bekerja di dunia advertising sebagai computer graphic designer (gag nyambung), kemudian bekerja diperusahaan penerbitan majalah sebagai penata letak merangkap redaksi dan fotografer. Terakhir masih diperusahaan yang sama bertanggung jawab atas tata letak dan produksi majalah khusus kedokteran (makin jauh aja gag nyambungnya). Kini sedang belajar untuk mandiri dan belajar menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lanjutan Misteri Surat Kaleng di Negeri Ngotjoleria

14 Desember 2009   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halwa gimbarika  wangunturranatur disi watanganika-/-witana ri  tengah

Lor tang wesma panangkiln para bhujangga kimuta para mantrya linggihapupul*

Akhirnya rapat kabinet luar biasa negeri Ngotjoleria untuk membahas misteri surat kaleng berhasil dimulai. Dengan susah payah akhirnya sang Baginda berhasil memaksa  para pembantunya tersebut untuk memulai rapat. Mengumpulkan para anggota kabinet tidaklah sulit di negeri Ngotjoleria ini. Apalagi kalau disediakan hidangan gratis oleh Menteri Perekonomian yang terkenal maknyus rasanya. Sulitnya adalah mereka lebih suka berbalas-ngocol diantara mereka. Merekapun berhasil digiring ke ruang penyok. Disebut ruang penyok karena bentuknya yang tidak jelas mau persegi atau oval. Namun demikian ruang ini cukup luas dan adem, meskipun tidak menggunakan penyejuk ruangan. Hasil kerjasama Menneg Ngocol Riset dan Teknologi, Rukzzolongan dengan Menneg Ngocol Lingkungan Hidup, Cawi Setiawan. Selain menghemat energi dan ramah lingkungan, juga menghemat pengeluaran istana Baginda ASA yang memang rada-rada pelit itu. Belum sempat Baginda ASA memulai sambutan pembukaan rapat kabinet, Menneg Ngocol Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Ngocol Seks, Mbak Mariska, sudah angkat bicara. "Baginda, menurut analisa saya pengirim surat ini bukan orang yang asal ngocol karena selalu disertai dengan data atau referensi. Tapi cara dan gaya penyampaiannya cenderung emosinal. Jadi bisa saja orang ini punya masalah seksual yang mengakibatkan cenderung rendah diri, tidak berani tampil, emosional dan tidak mau kalah ngocol." Kata mbak Mariska sambil ngeloyor pergi. Mungkin Mbak Mariska ini terinspirasi oleh gaya salah satu menteri negara tetangga sebelah  yang tegas, efisien dan berani itu. Menko Ngocol Kesra, Liany Hendranata pun juga ikut-ikutan angkat bicara. "Seperti koin, kaleng juga suatu simbol ataupun perlambang." Kata Liany, sok menganalisa. "Saya menyimpulkan orang ini hanya bicara lantang serta emosional tanpa berani menunjukan wajah dan identitasnya untuk menutupi kalau sebenarnya ia tidak punya otak", lanjutnya. "itu sih tong,bukan kaleng" bisik Dudi sang ajudan merangkap tukang taman, yang tumben bisa nyambung, pada sang Baginda. "Wah gawat juga kalau nanti suratnya dikirim dengan memakai tong", pikir sang Baginda yang malah gak nyambung. Akhirnya rapatpun berlangsung tanpa sambutan pembuka. Baginda ASA langsung meminta Kepala Badan Intelejen Ngocol, Black Gerry untuk bicara. Laporan yang disampaikan Black Gerry mengatakan bahwa beliau sudah menyebarkan para telik-sandi ke seluruh penjuru negeri. Melakukan kerjasama dengan Kementerian Negara Ngocol Riset dan Teknologi untuk melacak asal peralatan yang dipakai untuk menulis surat. Bahkan juga sudah meminta bantuan CSI dari negeri tetangga. "Apa itu CSI?", tanya sang Baginda. "CSI itu singkatan dari Cari, Selidiki dan Ingkari", jawab Black Gerry. "Mereka ahli merekayasa kasus, karena siapa tahu ada yang hendak merekayasa keaadaan supaya warga Ngotjoleria menjadi emosional, lalu menjadi lepas kendali yang mengakibatkan dibubarkannya Pemerintahan Negeri Ngotjoleria ini,  Paduka", lanjut  Black Gerry. "Lalu bagaimana hasilnya?", tanya sang Baginda lagi. "Sampai saat ini kami belum mendapatkan hasil yang pasti, kami baru mendapatkan satu petunjuk dari pemilik pabrik kaleng bahwa mahluk yang memesan kaleng-kaleng itu tidak punya wajah dan meninggalkan korek cap tiga duren tanpa ada sidik jarinya." "Oleh karena itu tanpa maksud untuk melanggar kebebasan pers, saya telah menghimbau para pimpinannya untuk membantu menenangkan situasi dengan tidak memuat opini atau dugaan-dugaan yang asal ngocol saja", sambung Black Gerry mengakhiri laporannya. Sang Baginda ASA manggut-manggut setengah ngantuk karena kekenyangan setelah menyantap dua porsi soto betawi pak Umar pada saat jamuan santap malam tadi. Padahal beliau sempat protes karena tidak ada Coto Makasar dalam menu jamuan makan malam. "Jadi bagaimana paduka ?" tanya para anggota kabinet mulai tidak sabar karena sang Baginda hanya manggut -manggut saja sambil memegang perutnyanya yang mendadak buncit. Sambil melirik ke notebook Pancaksara, sang Bagindapun bersabda, "Agar situasi Negeri Ngotjoleria ini bisa langgeng maka saya perintahkan seluruh Departemen dan Lembaga Negara Negeri Ngotjoleria tanpa kecuali, untuk  bekerja sama sesuai dengan bidang masing-masing, nyambung ataupun tidak, untuk bekerja sama menuntaskan kasus ini." "Kita harus tetap ngocol namun secara cerdas agar tidak mengganggu ketenteraman negara Induk semang kita yang telah berbaik hati memfasilitasi berdirinya negeri Ngotjoleria ini." "Selain itu juga kita harus waspada dengan negeri-negeri tetangga yang tidak sehaluan dengan prinsip demokrasi yang kita anut serta oknum-oknum yang mengatasnamakan demokrasi hanya untuk kepentingan diri sendiri semata" Demikianlah sang Baginda bersabda dengan gaya sok cerdas padahal nyontek hasil pertemuan Forum Demokrasi Kedua d inotebook Pancaksara. Kemudian sang Bagindapun melanjutkan bicara sambil mengangkat kedua tangannya, "Saudara-saudara, agar kepala kita tidak benjol-benjol lagi kena timpuk kaleng surat dan pikiran tetap jernih, maka saya kemarin telah memerintahkan saudara Rukzzolongan bersama Katedra Rajawen, Menteri Perindustrian Ngocol, untuk membuat Helm Full Face yang tidak hanya melindungi kepala dari timpukan kaleng, tapi juga telah dilengkapi alat penyejuk tenaga surya agar kepala kita tetap dingin sehingga pikiran dan hati tetap sejuk" "Tapi Baginda kalau wajah saya tertutup helm, nanti orang-orang tidak bisa melihat wajah saya yang ayu ini", protes Menteri Tenaga Kerja suka Ngocol, Fawaizzah Watiedengan kenes sambil melirik Kang Ibeng, Menteri Pertahanan Ngocol. Entah apa maksudnya. "Tenang semua helm sudah digambari dengan wajah kalian masing-masing sehingga kalian  tidak akan salah panggil atau pura-pura salah kamar." Jawab sang Baginda. Helm-helm  tersebut kemudian dibagikan menurut wajahnya masing-masing. Setelah masing-masing menerima helm yang sesuai, protespun kembali ramai terdengar. "lho, wajah saya kok jadi penyok-penyok begini?" "Ini wajah saya malah seperti ditato gambar bunga-bungaan, padahal saya bukan mau melamar jadi PNS" jerit permaisuri Inge. "Salah sendiri, kenapa sampai hari ini kalian belum menyerahkan fotokopi identitas dan pas foto" jawab Pancaksara dengan kalem. Rapatpun langsung bubar dan pak Umar pulang sambil menenteng sisa tiga ekor bebek yang tadi hendak disembelih untuk jamuan makan malam. *Balai Agung Manguntur dan Balai Witana di tengah di depan istana berbentuk segi empat amat luas dengan bangunan ruang terbuka ditengah-tengah, Di sebelah utara bangunan balai penghadapan para pendeta dan juga para menteri duduk berkumpul. Kakawin Desa Warnana uthawi Nagara Krtagama, Masa Keemasan Majapahit Prof. Dr. Drs. I Ketut Riana, S.U. Penerbit Buku Kompas, 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun