Aku berjalan ke tepi tebing,
Bergandengan tangan dengan malaikat
Yang seluruh tubuhnya ditutupi jubah hitam
Ia tersenyum melihatku, sampai aku tak berhenti memandangi senyumnya dan bertanya-tanya
Kita dinilai bersama, tapi waktu tak bisa mengejar kita.
Perjalananku terhenti pada batu terakhir,
Sepertinya bencana kemaren mengukir jelas wajahmu pada batu ini
Kau tak akan percaya, begitu juga aku
Namun itu alasanku memberhentikan ku keperjamuan sang malaikat
Kau adalah hal terindah di alam semesta dan kau meninggalkanku berkali-kali
Kini aku melihat orang-orang terapung dilaut
"Permisi orang bodoh, ingatan ku terlalu tajam kepadanya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H