Tapi anehnya, ada segolongan orang yg mengaku muslim justru membela habis-habisan Arab Saudi hanya karena menganggap Saudi adalah negara islam atau hanya karena Saudi menguasai Mekkah dan Madinah.
Bagi orang seperti ini, kekuasaan adalah yg utama. Masalah keadilan, kesucian jiwa, kebersihan hati, adalah masalah kesekian. Tidak heran, orang2 seperti ini sangat mengidolakan Arab Saudi
Kaum sektarian ini sangat mendambakan nama islam menjulang melalui sebuah negara islam atau kekhalifahan islam. Betapun zalimnya suatu pemerintahan, jika ia mengusung dan menggunakan nama islam, maka ia pasti didukung. Betapapun bengisnya suatu kelompok, jika ia berjuang untuk menegakkan syariat islam, maka ia harus didukung.
Karena itu, organisasi teroris seperti ISILÂ dukungan arab saudi, adalah kelompok yang begitu dipuja-puja.
Bagi orang2 seperti ini, Syariat Islam harus menjadi dasar negara, bagaimanapun caranya. Mereka tidak peduli, jika dalam prosesnya harus membunuh wanita, anak-anak, lansia dan merugikan jutaan rakyat yg menderita.
Mereka tidak peduli, jika harus menghancurkan sebuah negara damai seperti suriah dan Irak, asal nama islam berdiri tegak.
Seakan-akan, mendirikan sebuah negara islam adalah kewajiban tanpa peduli bagaimana caranya, tanpa peduli keadilan, kasih sayang, kebaikan, dan kelembutan.
Bagi orang2 seperti ini, tidak masalah menjadi penindas, bengis dan biadab, selama tujuannya adalah islam, maka ia patut didukung dan dipuja.
Apa karena Arab Saudi memiliki Mekkah dan Madinah maka dia boleh berbuat apa saja?
Apa karena Nabi Muhammad SAAW lahir di tanah arab, maka Arab Saudi bebas berbuat bengis?
Tapi apa hubungannya antara penindasan dengan Islam?
Islam berlepas diri dari kebengisan dan penindasan.
Demi Allah, kata Thaha Husein, sesungguhnya para nabi dan Rasul dimusuhi para penguasa bukan karena mengajarkan La Ilahaillah, tetapi mereka dimusuhi karena ajaran mereka sangat anti penindasan dan membela kaum yg lemah.