LOKAKARYA PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK Â KABUPATEN TANAH BUMBU
Lokakarya Program Sekolah Penggerak  yang diikuti jenjang TK SD dan SMP Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru  tentang Disiplin Positif  yang dihadiri dari BGP Provinsi Kalimantan Selatan, Kabid PTK , Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah dan Kotabaru pada Hari Kamis, 14 Nopember 2023 di SMP Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
Tujuan Lokakarya:
Peningkatan Pemahaman tentang Disiplin Positif:Tujuan utama lokakarya adalah meningkatkan pemahaman semua peserta, termasuk Kepala Sekolah, Guru, dan Pengawas Sekolah, tentang konsep disiplin positif sebagai pendekatan yang mendukung perkembangan positif siswa.
Implementasi Disiplin Positif di Sekolah:Mendorong peserta untuk dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip disiplin positif dalam lingkungan sekolah mereka masing-masing. Hal ini mencakup strategi-strategi praktis yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Peningkatan Keterlibatan Siswa:Menargetkan peningkatan keterlibatan siswa melalui pendekatan disiplin positif, dengan harapan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung motivasi, partisipasi, dan pembelajaran yang lebih baik.
Penguatan Hubungan Guru-Siswa dan Sekolah-Keluarga:Mengembangkan pemahaman tentang bagaimana disiplin positif dapat memperkuat hubungan antara guru dan siswa, serta memperkuat keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak.
Peningkatan Kualitas Pendidikan:Berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru dengan memberikan alat-alat dan pendekatan yang dapat diterapkan secara praktis dalam proses pembelajaran.
Manfaat Lokakarya:
Peningkatan Keterampilan Guru dan Kepala Sekolah:Guru dan Kepala Sekolah akan mendapatkan keterampilan baru dalam menerapkan prinsip disiplin positif, yang dapat meningkatkan efektivitas mereka dalam mengelola kelas dan memotivasi siswa.
Meningkatnya Kesejahteraan Siswa:Dengan penerapan disiplin positif, diharapkan kesejahteraan siswa akan meningkat. Mereka dapat merasa lebih didukung, dihargai, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi:Lokakarya ini dapat meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antara pihak-pihak terkait pendidikan, termasuk guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan keluarga siswa.
Meningkatnya Prestasi Akademis:Dengan menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, diharapkan prestasi akademis siswa juga akan meningkat seiring waktu.
Peningkatan Citra Sekolah:Penerapan disiplin positif dapat membantu meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat, orang tua, dan lembaga terkait pendidikan.
Perkembangan Karakter Siswa:Disiplin positif tidak hanya berfokus pada perilaku, tetapi juga pada perkembangan karakter siswa. Lokakarya ini dapat membantu membentuk karakter positif pada generasi muda.
Pengertian Disiplin Positif
Disiplin positif adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mendidik dan membimbing perilaku anak dengan fokus pada pengajaran keterampilan, pembentukan karakter, dan membangun hubungan yang positif antara orang tua/guru dan anak. Pendekatan ini menggabungkan pendekatan pencegahan dan pengajaran dengan tujuan memupuk rasa tanggung jawab, kemandirian, dan respek pada diri sendiri dan orang lain.
Penerapan Disiplin Positif di sekolah
Penerapan disiplin positif di sekolah melibatkan sejumlah langkah dan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, mendukung perkembangan siswa, dan mempromosikan perilaku yang diinginkan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam menerapkan disiplin positif di sekolah:
Pengembangan Aturan yang Jelas:Siswa dan staf sekolah perlu memahami aturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Aturan tersebut harus disusun dengan jelas, mudah dimengerti, dan mencakup harapan-harapan perilaku yang diinginkan.
Pengajaran Norma-Norma Sosial:Selain aturan formal, sekolah juga dapat memberikan pengajaran tentang norma-norma sosial yang diharapkan dari siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan karakter, diskusi kelas, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Keterlibatan Siswa dalam Pembentukan Aturan:Melibatkan siswa dalam pembentukan aturan dapat memberikan rasa kepemilikan dan tanggung jawab. Diskusi kelompok atau proyek kelas yang melibatkan siswa dapat menjadi cara untuk mencapai hal ini.
Penguatan Positif:Menerapkan penguatan positif merupakan komponen kunci dari disiplin positif. Memberikan pujian, penghargaan, dan pengakuan terhadap perilaku positif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terus berperilaku dengan baik.
Model Perilaku Positif:Guru dan staf sekolah seharusnya menjadi contoh dalam perilaku positif. Model peran yang baik oleh guru dapat membentuk pandangan dan sikap positif siswa terhadap disiplin dan aturan.
Pendekatan Pencegahan:Fokus pada pencegahan masalah perilaku lebih daripada memberikan hukuman setelah masalah muncul. Ini dapat melibatkan identifikasi potensi masalah dan intervensi sebelum masalah tersebut berkembang.
Proses Penyelesaian Konflik:Mengajarkan siswa keterampilan penyelesaian konflik yang positif dan konstruktif. Hal ini membantu siswa untuk mengatasi konflik tanpa melibatkan perilaku agresif atau merugikan.
Konsistensi dalam Menegakkan Aturan:Penting untuk menjaga konsistensi dalam menegakkan aturan. Konsistensi membantu siswa memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang dapat diprediksi.
Keterlibatan Orang Tua:Melibatkan orang tua dalam pendekatan disiplin positif sangat penting. Komunikasi terbuka antara guru dan orang tua dapat membantu menciptakan dukungan yang konsisten di rumah dan di sekolah.
Edukasi Siswa tentang Disiplin Positif:Memberikan edukasi kepada siswa tentang konsep dan manfaat disiplin positif dapat membantu mereka memahami alasan di balik aturan dan norma-norma sosial yang diterapkan di sekolah.
Contoh-contoh Disiplin Positif
Berikut adalah beberapa contoh penerapan disiplin positif di sekolah:
Penguatan Positif:
- Memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif di kelas.
- Membuat program penghargaan bulanan untuk siswa yang konsisten menunjukkan sikap positif dan tanggung jawab.
Model Perilaku Positif:
- Guru dan staf sekolah bertindak sebagai role model dengan menunjukkan kesabaran, empati, dan komunikasi yang efektif.
- Mengadakan program mentorship, di mana siswa dapat belajar dari contoh positif yang ditunjukkan oleh siswa lebih senior atau guru.
Pendekatan Pencegahan:
- Melakukan kegiatan pembentukan tim dan permainan kelompok yang mendorong kerjasama dan tanggung jawab.
- Mengadakan sesi konseling atau diskusi kelas tentang ekspektasi perilaku di sekolah.
Keterlibatan Siswa dalam Pembentukan Aturan:
- Mengorganisir forum atau kelompok diskusi di mana siswa dapat berpartisipasi dalam merancang atau merevisi aturan sekolah.
- Mengadakan pemilihan perwakilan siswa yang dapat berperan dalam memberikan masukan pada proses pengambilan keputusan di sekolah.
Pendekatan Restoratif:
- Mengadopsi pendekatan restoratif dalam menangani konflik, dengan fokus pada pemahaman, memperbaiki kerusakan, dan membangun hubungan kembali.
- Menyelenggarakan pertemuan sirkel (circle time) untuk memfasilitasi dialog terbuka dan mengatasi konflik di antara siswa.
Keterlibatan Orang Tua:
- Menyelenggarakan pertemuan orang tua-guru yang teratur untuk berbagi informasi tentang perkembangan anak dan membahas strategi disiplin positif di rumah dan di sekolah.
- Membuat panduan untuk orang tua tentang cara mendukung pendekatan disiplin positif di rumah.
Proses Penyelesaian Konflik:
- Mengajarkan keterampilan penyelesaian konflik melalui program pelatihan atau lokakarya kelas.
- Menerapkan program mediasi antar siswa untuk mengatasi konflik antar teman sekelas.
Pendidikan tentang Disiplin Positif:
- Mengintegrasikan pendidikan tentang prinsip-prinsip disiplin positif ke dalam kurikulum atau program pembelajaran kelas.
- Mengadakan sesi pelatihan untuk guru dan staf sekolah tentang implementasi disiplin positif.
Konsistensi dalam Menegakkan Aturan:
- Menegakkan aturan sekolah secara konsisten dan adil untuk semua siswa.
- Menggunakan pendekatan proaktif dengan memberikan peringatan dan kesempatan untuk perbaikan sebelum menerapkan konsekuensi yang lebih berat.
Program Peer Counseling:
- Membuat program bimbingan sebaya di mana siswa yang memiliki keterampilan interpersonal yang baik dapat membantu teman-teman mereka yang mengalami masalah atau kesulitan.
- Mengadakan pelatihan untuk siswa yang berperan sebagai konselor sebaya.
Kesimpulan:
Dalam menerapkan disiplin positif di sekolah, langkah-langkah tersebut bukan hanya sekadar peraturan, tetapi merupakan upaya yang holistik untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan positif dan kesejahteraan siswa. Kesimpulan dari penerapan disiplin positif di sekolah ini mencakup beberapa poin kunci:
Perubahan Budaya Sekolah:Disiplin positif bukan sekadar sistem hukuman dan penguatan, tetapi lebih pada perubahan budaya sekolah menjadi tempat yang mempromosikan pertumbuhan positif, tanggung jawab, dan empati.
Keterlibatan Seluruh Komunitas:Keberhasilan disiplin positif melibatkan keterlibatan dan dukungan seluruh komunitas pendidikan, termasuk guru, staf sekolah, siswa, dan orang tua. Keterlibatan aktif dari semua pihak adalah kunci utama.
Pendidikan dan Pembelajaran Kontinu:Pendidikan tentang konsep disiplin positif harus berlanjut dan melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah. Lokakarya, seminar, dan pelatihan berkala dapat membantu memperbarui dan memperkuat pemahaman tentang disiplin positif.
Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:Menerapkan siklus evaluasi berkelanjutan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan dalam penerapan disiplin positif. Dari evaluasi ini, perbaikan dan penyesuaian dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program.
Peningkatan Hubungan Guru-Siswa dan Sekolah-Keluarga:Disiplin positif juga membawa dampak positif pada hubungan antara guru dan siswa, serta keterlibatan keluarga dalam pendidikan. Melanjutkan upaya untuk memperkuat kerjasama ini dapat meningkatkan lingkungan belajar.
Saran:
Kontinuitas Pendidikan:Lanjutkan upaya dalam mendidik seluruh komunitas sekolah tentang prinsip-prinsip disiplin positif. Program pendidikan dan pelatihan berkala akan membantu memastikan pemahaman yang berkelanjutan.
Sistem Umpan Balik Terbuka:Implementasikan sistem umpan balik terbuka antara siswa, guru, dan orang tua. Hal ini dapat memberikan informasi berharga tentang efektivitas dan perubahan yang mungkin diperlukan dalam penerapan disiplin positif.
Perluasan Program:Pertimbangkan perluasan program disiplin positif ke seluruh jenjang pendidikan di sekolah. Ini dapat membantu menciptakan konsistensi dalam pendekatan di seluruh lingkungan pendidikan.
Penguatan Keterlibatan Orang Tua:Terus aktif melibatkan orang tua dalam program disiplin positif. Pertemuan rutin, komunikasi terbuka, dan penyediaan sumber daya dapat memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga.
Pembentukan Komite Disiplin Positif:Bentuk komite atau tim khusus yang fokus pada penerapan disiplin positif. Tim ini dapat bertanggung jawab untuk merancang strategi, mengkoordinasikan pelatihan, dan melakukan evaluasi terhadap program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H