Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Terluka di Tengah Konspirasi

21 Januari 2025   04:35 Diperbarui: 21 Januari 2025   04:35 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya, 1978. Deru mesin tik memenuhi ruangan redaksi, mengiringi denting gelas kopi dan desah napas panjang para jurnalis yang berpacu dengan tenggat waktu. Hana, seorang jurnalis muda, baru saja menerima dokumen berisi catatan rapat rahasia yang melibatkan organisasi bayangan. Sebuah kebetulan atau mungkin takdir, dokumen itu mengarahkan langkahnya ke konspirasi besar yang sedang mengancam bangsa. Tidak ada waktu untuk ragu; naluri jurnalistiknya mendorongnya untuk segera mencari kebenaran.

Hana memulai penyelidikannya di Surabaya. Jejak yang ia temukan membawanya ke sebuah komunitas aktivis di Semarang. Di sinilah ia bertemu Raka, seorang aktivis sosial yang penuh karisma. Raka adalah sosok yang idealis, seseorang yang, seperti Hana, ingin memperjuangkan perubahan. Namun, ada sesuatu yang janggal dalam perjuangannya. Raka tampak selalu berada dalam orbit organisasi yang kini sedang diselidiki Hana. Meski demikian, keterbukaan dan keberanian Raka menarik hati Hana.

Raka tidak tahu bahwa ia hanya bidak dalam permainan besar. Di bawah pesona karismatiknya, tersimpan kepercayaan buta pada sebuah organisasi yang ia yakini memperjuangkan keadilan sosial. Tidak ada kecurigaan dalam dirinya bahwa tujuan organisasi tersebut jauh lebih gelap dan berbahaya daripada yang ia bayangkan.

Penyelidikan Hana membawa mereka ke Solo, kota yang menjadi salah satu pusat aktivitas organisasi tersebut. Dalam perjalanan mereka, hubungan Hana dan Raka semakin dekat. Namun, setiap langkah yang mereka tempuh juga membawa bahaya yang lebih nyata. Organisasi mulai menyadari bahwa dokumen rahasia mereka berada di tangan Hana. Ancaman datang dari segala arah: telepon anonim, kendaraan mencurigakan yang membuntuti, hingga serangan fisik yang hampir merenggut nyawa Hana di sebuah gang sempit.

Konflik internal mulai menggerogoti Hana. Di satu sisi, ia merasa harus memperjuangkan kebenaran yang bisa mengubah nasib bangsa. Di sisi lain, ia takut kebenaran ini akan menghancurkan orang yang ia cintai, Raka. Raka sendiri mulai merasakan kegelisahan yang tak ia pahami. Kepercayaan yang selama ini ia pegang mulai tergoyahkan setelah Hana menunjukkan bukti-bukti keterlibatan organisasi dalam manipulasi kebijakan agama untuk kepentingan politik dan ekonomi.

Ketegangan mencapai puncaknya saat Hana dan Raka berhasil menyusup ke sebuah pertemuan rahasia di Solo. Di balik pintu yang tertutup rapat, mereka mendengar rencana-rencana jahat yang akan memengaruhi kebijakan agama di Indonesia. Raka, yang sebelumnya buta akan kenyataan, kini mulai melihat siapa sebenarnya orang-orang yang ia percayai. Namun, kesadarannya datang terlambat. Organisasi telah mengetahui keberadaan mereka.

Hana harus memilih: menyerahkan dokumen itu ke publikasi atau menyimpannya demi melindungi Raka. Ketika Hana bersiap untuk melarikan diri dengan dokumen tersebut, Raka menghentikannya. "Publikasikan ini, Hana. Kalau tidak, semua ini akan terus terjadi," ujar Raka, dengan tatapan penuh kepasrahan. Meski menyakitkan, Hana akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran.

Dokumen itu dipublikasikan. Dampaknya langsung terasa. Demonstrasi pecah di berbagai kota. Kebijakan pemerintah mulai dipertanyakan. Namun, Hana kehilangan kontak dengan Raka. Organisasi telah menangkapnya, menjadikannya kambing hitam untuk melindungi kepentingan mereka.

Meski terluka, Hana tidak menyerah. Ia menggunakan seluruh jaringan jurnalisnya untuk mencari keberadaan Raka. Perjalanan ini bukan hanya soal cinta, tetapi juga tentang tanggung jawab moral untuk menyelamatkan seseorang yang telah membantu mengungkap kebenaran.

Di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran Solo, Hana akhirnya menemukan Raka. Ia selamat, tetapi tubuhnya penuh luka sebagai bukti kekejaman organisasi. Meski dunia mereka berantakan, mereka tahu perjuangan ini belum berakhir. Di tengah semua kekacauan, Hana dan Raka berjanji untuk terus berjuang demi kebenaran.

"Hana, jika cinta kita bisa melewati semua ini, aku yakin kita bisa melewati apa pun," kata Raka dengan suara lirih. Hana menggenggam tangannya erat. "Dan jika kebenaran ini bisa menyelamatkan bangsa kita, maka semua ini tidak sia-sia."

Cerita ini adalah tentang cinta yang bertahan di tengah konspirasi, keberanian untuk menghadapi kebenaran, dan pengorbanan demi keadilan. Hana dan Raka adalah simbol harapan bahwa meski dunia penuh dengan intrik dan manipulasi, masih ada orang-orang yang siap mempertaruhkan segalanya demi masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun