Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tabir Gelap di Langit Singapura

20 Januari 2025   00:51 Diperbarui: 20 Januari 2025   00:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi ini salah, Lila!" Hana memohon. "Kau bisa memilih jalan yang berbeda. Kau bisa membantuku melawan mereka."

Lila menggeleng. "Kau tidak mengerti. Jika aku melawan mereka, mereka akan membunuhku, dan kau juga."

Pertemuan itu berakhir dengan keheningan yang menyakitkan. Namun, Aidan dan Hana tidak menyerah. Mereka bekerja sama dengan seorang jurnalis investigasi untuk mempublikasikan bukti-bukti kejahatan Vincent dan Lila. Berita itu mengguncang Singapura, tetapi konsekuensinya tak terelakkan.

Vincent, yang marah karena pengkhianatan ini, memerintahkan pembunuhan terhadap Hana. Dalam sebuah pengejaran yang mendebarkan, Aidan berhasil menyelamatkan Hana, tetapi nyawanya sendiri hampir melayang. Mereka akhirnya melarikan diri ke Swiss, tempat mereka mencari perlindungan sementara.

Di akhir kisah, Lila, yang dilanda rasa bersalah, memutuskan untuk menyerahkan dirinya kepada pihak berwenang. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Hana, ia menulis:

Hana, maafkan aku atas semua yang telah kulakukan. Aku tidak meminta pengampunanmu, tetapi aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Aku hanya ingin kau hidup dengan bahagia dan melanjutkan perjuangan ini. Aku memilih menyerahkan diri karena aku tahu ini adalah jalan yang benar.

Hana menangis membaca surat itu, tetapi di dalam hatinya, ia tahu bahwa kakaknya telah menemukan penebusan.

Dua tahun kemudian, Aidan dan Hana kembali ke Singapura untuk melanjutkan perjuangan mereka. Mereka mendirikan sebuah organisasi yang memperjuangkan hak-hak pekerja migran, sebuah upaya untuk menebus kesalahan yang terjadi di masa lalu.

Di bawah langit Singapura yang cerah, Aidan memandang Hana dengan senyum penuh cinta. "Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa membuat masa depan yang lebih baik."

Hana mengangguk, dan mereka berjalan beriringan, siap menghadapi tantangan apa pun yang menanti mereka di depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun