Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tantangan, Cara Mengatasi dan Inspirasi untuk Ayah Baru

16 Desember 2024   23:12 Diperbarui: 16 Desember 2024   23:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang ayah baru adalah pengalaman luar biasa. Ada kebahagiaan, harapan, tetapi juga tantangan yang tak terduga. Salah satunya adalah daddy blues, kondisi yang sering dialami ayah baru namun jarang dibicarakan. Meski tidak seterkenal baby blues yang kerap menimpa ibu, daddy blues bisa memengaruhi fisik, mental, dan peran ayah dalam keluarga.

Apa yang sebenarnya terjadi saat seorang ayah merasa kewalahan? Bagaimana cara mereka menghadapinya? Mari kita bahas bersama, agar para ayah tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Daddy blues adalah kondisi ketika seorang ayah merasa cemas, kelelahan, atau bahkan depresi setelah kelahiran bayi. Ini bukan sekadar perasaan lelah biasa. Biasanya, ini muncul karena perubahan peran yang signifikan, di mana ayah tidak hanya bertanggung jawab mencari nafkah tetapi juga harus ikut mengurus bayi---sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.

Banyak ayah merasa kaget ketika menghadapi kenyataan baru ini. "Kok bisa saya punya bayi selucu ini? Bagaimana saya bisa merawatnya?" adalah pertanyaan yang sering muncul. Mereka menghadapi situasi seperti bangun tengah malam untuk membantu menenangkan bayi, bergantian dengan ibu. Tantangan ini bisa menjadi pengalaman yang membingungkan sekaligus melelahkan, apalagi jika bayi menangis terus-menerus atau malah mengajak bermain di waktu yang tidak tepat.

Kehadiran bayi mengubah banyak hal dalam hidup seorang ayah. Rutinitas tidur yang terganggu, tanggung jawab tambahan, dan tekanan untuk menjadi ayah yang baik bisa membuat fisik lelah dan mental terguncang. Sebagian besar ayah juga merasa cemas ketika harus menghadapi tugas yang sebelumnya hanya dilakukan oleh ibu, seperti mengganti popok atau menenangkan bayi yang rewel.

Namun, perasaan ini tidak selalu negatif. Banyak ayah merasa bahwa meskipun melelahkan, pengalaman ini membawa kebahagiaan tersendiri. Setiap senyuman bayi atau momen ketika mereka berhasil menenangkan anaknya memberikan kepuasan yang tidak bisa digantikan oleh hal lain.

Secara fisik, kelelahan menjadi tantangan utama. Bangun tengah malam untuk mengganti popok atau menenangkan bayi membuat banyak ayah merasa tidak cukup tidur. Sementara itu, secara mental, perasaan kesal, bingung, bahkan tidak percaya diri kerap menghantui.

Misalnya, saat harus mengganti popok bayi yang tiba-tiba basah atau saat bayi menangis tanpa henti di tengah malam. Ayah dan ibu kadang saling "lempar tanggung jawab" karena keduanya sama-sama kelelahan. Belum lagi rasa cemas ketika menggendong bayi, takut salah posisi yang bisa membuat bayi tidak nyaman.

Namun, perasaan ini tidak selalu buruk. Banyak ayah merasa bahwa momen seperti ini justru mengajarkan mereka untuk lebih sabar dan belajar memahami kebutuhan bayi.

Salah satu tantangan terbesar adalah memandikan bayi. Tugas ini sering kali membuat ayah merasa gugup. Takut salah posisi atau melakukan kesalahan membuat banyak ayah menyerahkan tugas ini kepada pasangan. Tetapi dengan keberanian untuk mencoba dan belajar, momen ini perlahan menjadi kebiasaan yang menyenangkan.

Tantangan lain yang tidak kalah sulit adalah menghadapi begadang tanpa henti. Bayi yang bangun karena lapar, popok basah, atau sekadar ingin bermain sering kali membuat ayah merasa tidak punya cukup waktu untuk istirahat. Tekanan ini menjadi lebih berat ketika mereka harus bangun pagi untuk bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun