Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Manis di Pasar Kue yang Menggoda

29 Oktober 2024   01:00 Diperbarui: 29 Oktober 2024   01:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke realita, saya berkeliling mencari kue yang paling sesuai dengan seleraku. “Kue apa ya yang paling disukai orang-orang di sini?” pikirku. Mencari tahu apa yang menjadi favorit mereka bisa menjadi pengalaman menarik. Tak lama, saya menghampiri seorang pedagang yang menawarkan kue Mochi dengan isi kacang.

“Ini adalah kue mochi yang paling laris di sini. Banyak yang bilang rasanya membuat ketagihan,” ujarnya dengan bangga. Tanpa ragu, saya mencoba satu kue mochi yang dimaksud. Rasa manis, kenyal dan gurihnya seolah mengingatkanku pada kebahagiaan yang sederhana. Siapa sangka, di balik setiap kue terdapat cerita dan momen yang tak ternilai.

Menjelang siang, keramaian di pasar semakin meningkat. Suara tawar-menawar menjadi melodi yang menghangatkan hati. Semua orang terlihat bahagia, berbagi tawa dan cerita di antara mereka. Di tengah kerumunan ini, saya merasakan sebuah energi yang positif, seolah setiap orang saling berbagi kebahagiaan melalui kue. Setiap tawa dan obrolan menyatu menjadi satu harmoni yang menyenangkan.

Dalam keramaian itu, saya teringat sebuah hal penting. Momen-momen kecil yang kita ciptakan di pasar kue bukan sekadar tentang jajanan. Lebih dari itu, pasar kue adalah tempat di mana kita berbagi cerita, merayakan kehidupan, dan mengenang masa lalu.

Setelah berkeliling dan mencicipi berbagai jenis kue, akhirnya saya memutuskan untuk membeli kue lapis dan kue talam untuk dibawa pulang. Ini adalah dua kue yang paling mengingatkanku pada masa kecilku. Keduanya memiliki makna yang dalam, melambangkan cinta dan kehangatan dari orang-orang terdekat.

Saat beranjak pulang, langkahku terasa lebih ringan. Dengan tas berisi kue yang enak dan hati yang penuh kenangan, saya sadar bahwa pasar kue bukan sekadar tempat belanja. Ini adalah ruang untuk menjalin hubungan, merayakan kehidupan, dan menjaga kenangan agar tetap hidup.

Kini, saat pulang ke rumah dengan senyum di wajah, saya mengingat satu hal: di setiap sudut pasar kue, ada kebahagiaan yang siap dibagikan. Mari kita berbagi cerita dan kenangan di pasar kue, dan ingatlah, tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menikmati hidup dengan satu potong kue di tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun