Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Buruh - Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Pendidikan Gizi di Indonesia Langkah Awal Badan Gizi

23 Agustus 2024   05:35 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan bergizi (Sumber Gambar: Pixabay)

Badan Gizi Nasional harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dunia usaha, dan komunitas-komunitas lokal. 

Kolaborasi semacam ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas jangkauan program gizi, tetapi juga untuk memastikan bahwa isu-isu gizi mendapat perhatian yang cukup dari berbagai sektor.

Melalui kerja sama lintas sektor, Badan Gizi Nasional dapat mendorong lebih banyak kampanye edukasi dan promosi terkait gizi seimbang.

Media sosial, sebagai alat yang ampuh di era digital ini, juga dapat dimanfaatkan untuk menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda yang rentan terhadap perubahan pola makan tidak sehat akibat paparan gaya hidup modern.

Kampanye yang efektif tidak hanya harus informatif tetapi juga inspiratif, agar mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap pola makan yang lebih sehat.

Seiring berjalannya waktu, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terus berubah, demikian pula tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan gizi.

Oleh karena itu, Badan Gizi Nasional harus memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menghadapi berbagai dinamika ini.

Adaptasi bukan hanya sekadar menyesuaikan kebijakan dengan perubahan, tetapi juga mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul di masa depan.

Misalnya, dengan adanya perubahan iklim yang berdampak pada produksi pangan, badan ini harus dapat menyesuaikan program-program gizi untuk tetap memastikan akses terhadap makanan bergizi.

Selain itu, perubahan perilaku masyarakat akibat urbanisasi dan globalisasi juga memerlukan pendekatan baru dalam edukasi dan promosi gizi seimbang. 

Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dalam menangani berbagai tantangan yang terus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun