Utari juga mengingat momen-momen ketika mereka semua duduk bersama di ruang keluarga, masing-masing dengan perangkatnya, namun saling menunjukkan unggahan terbaru mereka. Kakaknya menunjukkan foto pemandangan dari perjalanan terakhirnya, adiknya memutar video lucu dari teman-temannya, dan ibunya dengan bangga menunjukkan jumlah like pada foto masakannya. Percakapan mengalir hangat, diwarnai tawa dan cerita.
Media sosial, dalam segala kompleksitas dan keberagamannya, adalah alat yang bisa membawa keluarga lebih dekat atau menjauh, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Dalam keluarga, media sosial adalah jembatan yang menghubungkan hati-hati yang mungkin terpisah oleh kesibukan dan jarak.
Kita semua memiliki pilihan. Apakah kita akan menggunakan media sosial untuk mempererat hubungan keluarga atau malah membuat jarak? Apakah kita akan terbuka dan saling mendukung di dunia maya, atau memilih untuk menjaga privasi masing-masing?
Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga kehangatan dan cinta dalam keluarga, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan bijak menggunakan media sosial, kita bisa menciptakan momen-momen berharga yang akan dikenang selamanya, membawa kita lebih dekat dalam harmoni digital yang hangat dan penuh kasih.
 Dalam era yang serba digital ini, mari kita gunakan teknologi untuk mempererat hubungan, bukan sebaliknya. Mari kita ciptakan kehangatan keluarga di setiap jepretan foto, setiap status, dan setiap komentar, karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati terletak pada kedekatan hati yang saling berbagi. Teknologi hanya alat, dan bagaimana kita menggunakannya menentukan seberapa dekat kita bisa merasakan cinta dan kebersamaan yang sejati.
Mari kita sambut era digital dengan hati terbuka, menjadikan media sosial sebagai ruang untuk mempererat hubungan, menciptakan kenangan indah, dan merayakan setiap momen berharga bersama keluarga. Karena pada akhirnya, di balik setiap layar, ada hati yang merindukan kehangatan, cinta, dan kebersamaan.
