Berdasar hasil survey Tim Delapan yang dibentuk Perdana Menteri kerajaan Negeri Ngocoleria yang menggunakan metode wawancanda dengan random sampling sembarangan, akhirnya diambil kesimpulan bahwa orang yang sedang ‘mabuk’ Kompasiana memiliki tanda-tanda sebagai berikut : 1. Posting rata-rata minimal dua tulisan  per minggu. (Tidak termasuk komentar atau tanggapan, yang kadangkala bisa lebih berbobot dan lebih menghibur dibanding dengan isi tulisan yang diposting). 2. Nekad membeli notebook atau netbook karena tak sudi menggunakan PC bergiliran, baik dengan teman kerja di kantor maupun dengan suami/istri di rumah. (Notebook/ Netbook yang dibeli ada yang baru atau bekas pakai, yang penting lancar untuk berselancar di dunia maya). 3. Nekad membeli Blackberry atau perangkat sejenis karena bernafsu untuk terus online, meski dalam kondisi mobile. ( Tetap semangat menambah ilmu meski sedang mobile  di darat, laut dan udara) 4. Rata-rata on line minimal tiga jam per hari. (Kadang-kadang dilakukan di pagi hari, siang hingga petang, bahkan tengah malam. Maklum posisi Kompasianer tidakhanya di dalam negeri, namun juga ada di belahan dunia lain atawa mancanegara). 5. Tidak pernah tersinggung apalagi marah-marah ketika menerima tanggapan, termasuk kritik pedas dari sesama Kompasianer. (Orang ‘mabuk’ Kompasiana berarti sudah dalam stadium cinta berat sehingga tidak sempat lagi berprasangka buruk Yang ada hanya hasrat dan semangat untuk menjadikan Kompasiana sebagai rumah sehat untuk semua). Survey ini dilakukan agak tergesa-gesa karena kurang biaya, maka dipersilakan kepada semua Kompasianer untuk melengkapinya. Meski didedikasikan untuk dunia maya, survey ini dilaksanakan di dunia nyata. Dan kepada semua pihak yang merasa memiliki tanda-tanda seperti yang disebutkan hasil survey ini, dimohon tidak perlu tersinggung karena mudah tersinggung dan memiliki hati yang mudah terluka, diharamkan untuk hidup di dunia Kompasiana. Ketua Tim Delapan (Tanpa SK) Imam Subari Catatan : Karena tidak pandai membuat tulisan humor, maka tulisan ini diposting sebagai bukti kepada baginda agar saya tetap diakui sebagai warga kerajaan Negeri Ngocoleria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H