Nama Profesor Ali Agus bagi akademisi Universitas Gadjah Mada mungkin terlihat familiar, namun sosoknya ternyata lebih dikenal luas di dunia peternakan di Indonesia.
Guru besar ilmu peternakan UGM ini ternyata dikenal sebagai sosok profesor rakyat. Selain mendidik dan mengajar di kampus, hidupnya dihabiskan untuk turun ke bawah (turba) ke peternakan-peternakan rakyat. Bagi alumni Jamaah Shalahudin UGM ini, turun ke bawah adalah bagian dari berbakti dan mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya di kampus.
Ali Agus, sapaan akrabnya, dikenal dengan terobosan-terobosan luar biasa dibidang ilmu peternakan. Salah satu inovasi yang memiliki dampak luar biasa bagi masyarakat adalah pendirian Bengkel Sapi Kalijeruk (BSK).
Ali Agus mendirikan BSK diawali dari ujicoba sapi-sapi berpenyakit di kandang Fakultas Peternakan UGM. Sapi-sapi yang sakit, malnutrisi, defisiensi mineral kemudian diberikan intervensi manajemen pakan hasil olahannya. Tidak berselang lama, sapi-sapi yang dikelolanya ternyata berhasil tumbuh, berkembang dan gemuk kembali.
Putera kelahiran Blora ini kemudian merogoh kocek untuk mendirikan laboratorium yang lebih luas di Desa Kalijeruk, sehingga disebut dengan Bengkel Sapi Kalijeruk. Sesuai dengan namanya, nama "bengkel" terasosiasi menjadi laboratorium tempat perbaikan sapi-sapi rusak (sakit).
Laboratorium BSK ini telah menangani ribuan sapi-sapi sakit dan rusak dari berbagai peternakan rakyat di Indonesia. Pendirian lab di Kalijeruk sendiri didorong oleh keinginan Ali Agus agar sapi-sapi produksi Indonesia dapat bersaing dengan sapi-sapi impor.
Seturut dengan pendirian BSK, Ali Agus yang pernah mendapat amanah Dekan Fakultas Peternakan UGM ini juga melahirkan Saus Burger Pakan (SBP), pakan sapi dengan teknologi khusus yang membuatnya diganjar Museum Rekor Indonesia (MURI).
Setelah mendirikan BSK dan melahirkan SBP, Ali Agus menciptakan Telur Ayam Bahagia (TAB). Inovasi ini lahir dari pengalamannya menempuh pendidikan di negara maju. Di negara maju, ayam-ayam petelur telah dikelola dengan sistem bebas kandang.
Banyak perubahan tata kelola di negara maju yang mulai melarang sistem kandang baterai (sistem kandnag dengan kotak-kotak kecil). Negara maju mulai menerapkan sistem bebas kandang yang lebih manusiawi bagi ayam petelur.
Ali Agus mengadopsi kemajuan ini dan mengintegrasikan dengan kondisi peternakan di Indonesia. Ayam petelur diberikan kandang secara bebas (free range) agar terpenuhi hak-hak kesejahteraannya, sehingga bebas stress. Sehingga dinamai Telur Ayam Bahagia.
Ayam petelur TAB juga diberikan pakan nabati fungsional bebas bahan kimia, diberikan asupan fodder jagung dan bahkan diberi kebebasan untuk mandi sinar matahari dan mandi pasir. Sesuai proyeksi hasil riset, TAB melahirkan telur ayam yang memiliki kandungan gizi lebih tinggi dibandingkan telur pada umumnya.
TAB memiliki kandungan gizi tinggi seperti zat besi, protein, omega dan rendah kolesterol serta rendah lemak. TAB juga telah menjalani uji laboratorium di UGM dengan uji coba pada manusia setelah mengonsumsi telur ayam.
Hasil uji coba ini ternyata memberikan manfaat bahwa ternyata dalam kurun 90 hari TAB berhasil meningkatkan berat badan anak-anak. Pada tahun 2022 hingga 2023, TAB bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk memberantas stunting dengan pemberian telur ayam bahagia secara rutin kepada anak-anak stunting di Sleman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H