RENUNGAN DIRI DIPAGI HARI
Malam Senin kemarin saya  mengisi kajian di santri Ikhwan, saya menjelaskan hadist di dalam Kitab Adabul Mufrad bab birrul walidain, hadist yang saya sampaikan tersebut yaitu sebagai berikut; "Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang tawaf di sekitar Ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung, "Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari."
Orang itu lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?"
Ibnu Umar menjawab, "Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan."
Beliau lalu tawaf dan shalat dua raka'at pada maqam Ibrahim lalu berkata, "Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka'at akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat sesudahnya." (HR. Bukhari).
Setelah membacakan dan sedikit menjelaskan hadist tersebut, lalu saya bertanya kepada para santri, "Anak-anak amal /pemberian  terbaik apa yang pernah kalian berikan untuk membalas kebaikan ibu kalian??" ketika  para santri ditanya demikian, tampak mereka bingung dan sebagian sorot mata para santri ada yang menerawang jauh.....dan ada juga sebagian menjawab dengan kepolosannya....
Sambil menunggu jawaban, pikiran jadi jauh melayang dan menanyakan hal yang sama kepada diri ini "pemberian terbaik apa yang telah kamu berikan kepada ibumu untuk membalas segala jasanya?" rasanya jleb......anak-anak santri dengan usia mereka rata-rata 13-15 tahun mereka bingung dengan pertanyaan tersebut, ternyata sayapun sama bingungnya, apa yang telah saya lakukan untuk membalas  kebaikan orang tua saya? Sedih rasanya belum bisa membalas jasa ibu dengan sesuatu yang terbaik....
Saudara-saudaraku, jika kita terbatas harta dan tidak memiliki kemampuan diri untuk membalas budi kedua orang tua kita, maka beramal sholehlah sebanyak-banyaknya beramalah dengan amalan-amalan yang terbaik, semoga setiap amal sholeh yang kita lakukan menjadi sampai dan menjadi pahala jariyah bagi orang tua kita, minimal itulah balasan budi yang harus kita lakukan untuk kedua orang tua kita , seperti apa yang disampaikan Allah SWT:
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (Anajm: 39)
Mereka itulah yang memperoleh ganjaran dari apa yang telah mereka usahakan, dan Allah Maha Cepat perhitungan-Nya. (Al-Baqarah: 202)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan bahwa anak adalah hasil dari usaha kedua orang tua, beliau bersabda:
"Sebaik-baik rizki adalah yang kalian makan dari usaha (jerih payah) kalian sendiri. Dan sungguh anak-anak kalian itu termasuk dari usaha kalian." (HR. Tirmidzi, hadis Aisyah radhiyallahu'anha)
Abu Najmi, 07-03-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H